Jro Jangol Meninggal
Ketua DPC Gerindra Denpasar Akui Kedekatan Ini yang Paling Membekas di Hatinya Bersama Jro Jangol
Ketua DPC Partai Gerindra Kota Denpasar Made Mulyawan Arya alias De Gadjah langsung melayat ke rumah duka di Jl. Pulau Batanta No. 70 Denpasar,
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN- BALI.COM, DENPASAR - Begitu mendapatkan kabar duka meninggalnya Jro Gde Komang Swastika atau lebih dikenal Jro Jangol, Ketua DPC Partai Gerindra Kota Denpasar Made Mulyawan Arya alias De Gadjah langsung melayat ke rumah duka di Jl. Pulau Batanta No. 70 Denpasar, Jumat (28/12/2018).
Mengenakan kemeja putih lengan panjang dan memakai udeng, De Gadjah langsung menyambangi orang tua Almarhum Jro Jangol dan berbincang-bincang.
Tak lama, ia meminta melihat jenazah almarhum Jro Jangol untuk terakhir kalinya di dampingi keluarga dan kerabat lainnya.
“Kita semua merasa kehilangan karena figur beliau adalah orang yang selalu berjuang untuk orang banyak. Selalu mengorbankan dirinya untuk orang banyak. Saya dengan beliau itu sudah bersahabat sejak kecil ya,” tutur De Gadjah lirih seusai melayat.
Baca: Jro Jangol Meninggal Dunia, Ketua DPRD Bali Akui Kehilangan Sang Kawan Lama
De Gadjah menambahkan bahwa almarhum Jro Jangol adalah mentornya di pencak silat dari zaman waktu Sekolah Dasar.
“Dari saya kecil kita sudah berkawan bersahabat dan bersaudara hingga besar di Partai pun dia adalah senior saya,” tambahnya.
Ia menyampaikan dari Partai sangat merasa kehilangan sosok figur Alm. Jro Jangol. Dimana beliau adalah orang pertama yang mendirikan partai gerindra di Denpasar dan Bali umumnya.
“Saya diajarkan pencak silat, berjiwa ksatria, bagaimana berjiwa sportivitas dan hubungan kami sangat dekat. Sebagai sahabat dan saudara kami merasa kehilangan,” imbuh De Gadjah.
Baca: Dengar Jro Jangol Meninggal Ratna Dewi Menangis dan Jatuh Pingsan di Penjara, Begini Kata Keluarga
Pihaknya sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kota Denpasar mendapatkan telepon dari DPP Gerindra khususnya Sekjen dan langsung di hubungi juga oleh Edi Prabowo untuk mengkonfirmasi kabar duka tersebut.
“Menanyakan kabar itu apakah benar. Dan saya jawab benar dan beliau (Sekjen Gerindra dan Edi Prabowo) menunggu kabar dari saya. Dan nanti akan saya infokan selesai saya melayat ke beliau,” ungkapnya.
Dirinya mengaku telah menghubungi ajudan Prabowo Subianto menginformasikan kabar duka ini.
Dan kemungkinan salah satu pengurus Partai Gerindra dari Pusat akan datang melayat atau bahkan datang saat ngaben.

Sementara itu, Istri pertama dari Almarhum Jro Jangol yakni Ni Luh Ratna Dewi yang menghuni Lapas Perempuan Klas IIA Kerobokan pun kaget tidak menyangka mendapat kabar bahwa suaminya meninggal dunia.
“Istri pertamanya Ratna Dewi nangis dan langsung pingsan mendengar suaminya meninggal. Kita kabarin begitu dinyatakan meninggal di Rumah Sakit lalu pingsan dan nangis terus,” tutur Ipar Almarhum Jro Jangol, Jro Gde Putra, Jumat (28/12/2018).
Jro Putra menambahkan Istri keduanya pulang kampung ke Negara, kalau istri ketiganya mendampingi Alm. begitu di rumah sakit hingga Jro Jangol dinyatakan meninggal dunia.
“Istri ketiga malah saya ajak dan yang nungguin dari awal hingga beliau menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit,” ungkapnya.
Dan pihak keluarga juga telah meminta dan berkoordinasi ke Lapas Kerobokan serta instansi terkait lainnya untuk dapat keluar Lapas guna mengikuti prosesi ngaben maupun melihat Alm. Jro Jangol terakhir kalinya.
Dimana Almarhum Jro Jangol meninggalkan delapan orang anak dan tiga orang istri.
Anak perempuan 5 orang dan anak laki-laki 3 orang, yang paling besar baru berusia 11 tahun, disusul 9 tahun, 4 tahun dan 2 tahun.
Kedepannya pihak keluarga Alm. Jro Jangol akan tetap mengurus seluruh istri dan anak dari almarhum.
“Kita akan mengurus semuanya karena kewajiban orang tua. Semampunya kita akan mengurusi anak-anaknya walaupun Jro Jangol tidak ada tetap kita jaga,” imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala (Kalapas) Kelas II A Kerobokan, Tonny Nainggolan saat dikonfirmasi mengatakan Jro Jangol meninggal sekitar pukul 5.
Hal tersebut disampikan melalui pesan singkat.
Dikatakan Tonny, meninggalnya Jro Jangol yang divonis selama 12 tahun penjara ini diduga karena gangguan pada pernafasan.
Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan penyebab meninggalnya Jro Jangol karena masih menunggu hasil cek medis secara resmi dari pihak dokter.
"Diagnosis terakhir observasi penurunan kesadaran susp toksik enchelopalopati dan gagal nafas," tulis Tonny.
Seperti diketahui Jero Gede Komang Suastika alias Mang Jangol divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri (PN) Denpasar dengan hukuman 12 tahun penjara karena terbukti melakukan permufakatan jahat dan jual beli narkotik jenis sabu-sabu. (*)