Nostalgia Nangkil dengan Jukung Sepi Peminat, Pemedek ke Pura Sakenan Lewat Jalur Darat

Suguhan nostalgia tradisi nangkil ke Pura Dalem Sakenan dengan menggunakan jukung (perahu tradisional) sepi peminat

Penulis: eurazmy | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Kuningan di Pura Sakenan, Denpasar, Sabtu (5/1/2019). Hari Raya Kuningan merupakan rangkaian dari Hari Raya Galungan yaitu perayaan kemenangan "Dharma" (kebenaran) melawan "Adharma" (kejahatan) yang diperingati dengan melakukan persembahyangan bersama di setiap pura di Bali. 

Seperti diketahui, sebelum adanya akses jalan menuju Pulau Serangan, kawasan mangrove dan di Tukad Rangda di Kelurahan Sesetan dimanfaatkan warga sebagai titik point menuju Pulau Serangan dengan menggunakan Jukung untuk melakukan persembahyangan.

Namun saat ini, akses point Tukad Rangda tidak lagi digunakan untuk keperluan penghubung ke Pulau Serangan.

Umat Hindu memadati Pura Sakenan Desa Pekraman Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan untuk melakukan persembahyangan Kuningan yang juga bertepatan dengan Hari Suci Siwaratri, Sabtu (5/1/2019) pagi.

Selain sembahyang yang dilakukan di merajan rumah masing-masing, umat Hindu sangat antusias menyambut dan merayakan Hari Raya Kuningan dengan tangkil ke sejumlah pura, salah satunya Pura Sakenan.

Baca: Pengerebegan Menetralisir Hal Negatif, Puri Kediri Tabanan Arak Keris Ki Baru Gajah

Baca: Pelanggar Aturan Plastik Terancam Denda Rp 5 Juta, Pemkab Badung Keluarkan Perbup

Panitia Karya Pujawali Pura Sakenan Ida Bagus Gede Pidada yang ditemui di sela-sela kegiatan mengatakan Pujawali kali ini menggunakan pebangkit disertakan pula pakelem alit ke segara.

Gede Pidada mengatakan, seperti pujawali sebelumnya, persembahyangan kali ini didukung Pemkot Denpasar dengan segala fasilitas.

Menurutnya, Pura Sakenan diempon oleh Puri Kesiman dan didukung empat desa adat yakni Desa Adat Serangan selaku pemiliki wilayah, Desa Adat Pemogan, Desa Adat Kepaon, dan Desa Adat Kelan.

Upacara pujawali ini secara rutin dilaksanakan bertepatan pada Saniscara Kliwon Wuku Kuningan, yang dilakukan selama 5 hari dan penyineban pada Selasa (8/1/2019).

Sejak pagi, pemedek telah memadati Pura.

Untuk menjaga ketertiban, pecalang membagi pamedek dalam beberapa kelompok.

Pertama, yakni pemedek yang akan memasuki kawasan pura dari pintu masuk.

Kedua, yang akan bersembahyang di masing-masing pura yakni Pura Susunan Wadon, Pura Pesamuan Agung, dan Pura Dalem Sakenan.

Tidak hanya antrean pemedek, lalu lintas kendaraan yang keluar masuk juga cukup rapi.

Sama sekali tidak ada kemacetan yang terjadi karena padatnya pemedek yang bersembahyang di Pura Sakenan.

Kadek Sudirtha, Pamedek dari Tampak Siring Gianyar, mengaku sengaja berangkat bersama komunitas subak bersembahyang Kuningan di Pura Sakenan.

Setiap hari raya Kuningan ia selalu sembahyang ke sana.

Kadek mengatakan, tahun ini antrean pamedek yang sembahyang tidak terlalu padat seperti sebelumnya.

Diduga itu karena ia datang pagi hari, tidak seperti Kuningan 6 bulan lalu ia datang sore hari. (azm/zae)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved