Serba Serbi

4 Kala Hadir di Kamis Wuku Medangsia, Lihat Ala Ayuning Dewasanya

Pada Wrespati Wuku Medangsia hari ini terdapat Kala Rumpuh, Kala Asuajag, Kala Jangkut, Kala Maguneb

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Istimewa
(Ilustrasi. Foto tidak terkait berita) Kala Rumpuh sebagai ketentuan dewasa yang jelek guna memulai beternak hewan, membuat rumah maupun pindah rumah. 

Kehadirannya pada Redite Wuku Matal, Soma Wuku Warigadean, Anggara Wuku Bala, Budha Wuku Kuningan, Wrespasti Wuku Dukut, Sukra Wuku Pahang dan Saniscara Wuku Ukir.

Sedangkan untuk Kala Asuajag Turun, dewasa yang baik untuk berburu dan menanam tanaman berumbi.

Kala Asuajag Turun hadir pada Redite Wuku Gumbreg, Soma Wuku Menahil, Anggara Wuku Sungsang, Budha Wuku Wayang, Wrespasti Wuku Medangsya, Sukra Wuku Sinta dan Saniscara Wuku Merakih.

Saat ini Wrespati Wuku Medangsia maka yang hadir adalah Kala Asuajag Turun.

3. Kala Jangkut

Kala Jangkut kehadirannya dipercaya sebagai hari baik untuk membuat pencar, jaring, senjata yang hadir hanya pada saat Pepet Kajeng.

4. Kala Meguneb

Kala Maguneb sebagai padewasan yang baik untuk membuat paketok (perangkap landak) dan santeb (semacam perangkap binatang) yang hadir hanga pada Wraspati Wuku Medangsia.

Sebagai informasi, cakupan mengenai ala ayuning dewasa ini sangatlah luas dengan menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia melalui perhitungan parameter tertentu.

Perhitungan yang dimaksud berupa pawintangan yang ditetapkan berdasarkan letak bintang dalam mengelilingi matahari; sasih yang berhubungan dengan penentuan musim berdasarkan peredaran gerak semu matahari dan juga bulan yang mengelilingi bumi; dan wuku tentang ilmu ruas-ruas kumpulan binatang tertentu yang berporos di bumi.

Selain itu juga berpedoman pada wawaran yakni tentang nama-nama hari dan dedaunan yang dipakai sebagai ilmu pembagian waktu dalam satu hari.

Menurut Ida Pandita Empu Yogiswara di Griya Manik Uma Jati, dalam ala ayuning dewasa ini memang tidak terlepas dari adanya wariga-wariga seperti wuku, ingkel dan di dalamnya terdapat larangan-larangan.

Ida Pandita pun menjelaskan bahwa ala ayuning dewasa ini juga tidak terlepas dari adanya ala ayuning dina (hari), ala ayuning sasih (bulan) dan ada ala ayuning nyet (pikiran).Jadinya, meski ada larangan-larangan namun jika pelaksana kegiatan memiliki pemikiran yang positif maka hal tersebut boleh dilakukan.

"Sekarang ada ala ayuning nyet. Nyet itu pikiran. Kalau kita memang pikiran itu hening dan tidak akan kena apapun yang namanya musibah itu, itu boleh karena kita yakin," jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved