Wiki Bali
TRIBUN WIKI - 8 Fakta Bandara Ngurah Rai, dari Sejarah Pembangunan hingga Penghargaan yang Diraih
Fakta-fakta apa saja mengenai bandara tersibuk ketiga di Indonesia ini yang Tribuners belum ketahui?
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, Zaenal Nur Arifin
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (IATA: DPS, ICAO: WADD) adalah bandara internasional yang terletak di wilayah selatan Bali, tepatnya di Kelurahan Tuban, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali, atau sekitar 13 km dari Denpasar.
Fakta-fakta apa saja mengenai bandara tersibuk ketiga di Indonesia ini yang Tribuners belum tahu?
Berikut ini Tribun Bali rangkumkan dari berbagai sumber 8 fakta Bandara Internasional I Gusti Ngurah.
1. Bekas Pangkalan Militer
Bandara Ngurah Rai dibangun tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum).
Landas pacu berupa airstrip sepanjang 700 m dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di desa Tuban.
Karena lokasinya berada di Desa Tuban, masyarakat sekitar menamakan airstrip ini sebagai Pelabuhan Udara Tuban.
Tahun 1942 South Bali Airstrip dibom oleh Tentara Jepang, yang kemudian dikuasai untuk tempat mendaratkan pesawat tempur dan pesawat angkut mereka.
Airstrip yang rusak akibat pengeboman diperbaiki oleh Tentara Jepang dengan menggunakan Pear Still Plate (sistem plat baja).
Lima tahun kemudian 1942-1947, airstrip mengalami perubahan.
Panjang landas pacu menjadi 1,2 km dari semula 700 m.
Baca: Potret Operasi Satgas Perbatasan RI-Timor Leste: Patroli hingga Bantu Tingkatkan Taraf Hidup Warga
Baca: 351 Siswa Se-Indonesia Ikuti Grand Final Olimpiade Sains Primagama di Bali
Tahun 1949 dibangun gedung terminal dan menara pengawas penerbangan sederhana yang terbuat dari kayu.
Komunikasi penerbangan menggunakan transceiver kode morse.
Untuk meningkatkan kepariwisataan Bali, Pemerintah Indonesia kembali membangun gedung terminal internasional dan perpanjangan landas pacu ke arah barat yang semula 1,2 km menjadi 2,7 km dengan overrun 2×100 meter.
Proyek yang berlangsung tahun 1963-1969 ini diberi nama Proyek Airport Tuban dan sekaligus sebagai persiapan internasionalisasi Pelabuhan Udara Tuban.
Penyelesaian Pengembangan Pelabuhan Udara Tuban ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969, yang sekaligus menjadi momen perubahan nama dari Pelabuhan Udara Tuban menjadi Pelabuhan Udara Internasional Ngurah Rai (Bali International Airport Ngurah Rai).
2. The Most Improved Airport in Asia-Pacific
Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali berhasil meraih penghargaan sebagai The Most Improved Airport in Asia-Pacific 2015 di kategori bandara dengan 15 hingga 25 juta penumpang per tahun, menurut survei Airport Service Quality (ASQ) yang dilakukan oleh Airport Council International (ACI).
Survei Airport Service Quality (ASQ) ini melibatkan 550 ribu penumpang dari 300 bandara internasional di 80 negara.
Bandara I Gusti Ngurah dinilai sebagai bandara yang mengalami kemajuan pesat dalam memberikan pelayanan kepada penumpang.
Gelar The Most Improved Airport ini mengacu pada kualitas pelayanan yang berhasil ditingkatkan oleh bandara ini setiap tahun.
Baca: Ayah Vanessa Angel Bongkar Masa Lalu Kelam Anaknya, 10 Tahun Kabur Hingga Alami Penganiayaan
Baca: Vanessa Angel Mengaku Sejak Usia 13 Tahun Hanya Disuruh Kerja Tanpa Tahu Berapa Honornya
Selain penghargaan dari Airport Council International (ACI), Bandara I Gusti Ngurah Rai juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah Indonesia yaitu Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2016.
3. 3rd World Best Airport
Kemudian pada tahun 2016, Bandara I Gusti Ngurah Rai mendapatkan penghargaan sebagai 3rd World Best Airport setelah Bandara Gimpo Seoul, Korea Selatan dan Bandara Wuhan Tianhe, Tiongkok.
Bandara I Gusti Ngurah Rai berhasil memperoleh nilai Airport Service Quality sebesar 4.93 dari 5.
Prestasi yang diraih oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali ini menyamai pencapaian sebelumnya, yang juga menjadi bandara dengan layanan terbaik ketiga di dunia.
Penghargaan tersebut diberikan setelah survei Airport Service Quality yang dilakukan oleh Airport Council International selama periode tahun 2015.
Survei dilakukan kepada penumpang dengan indikator antara lain: akses menuju bandara, fasilitas check-in, kebersihan dan kelengkapan toilet, keamanan, serta fasilitas penunjang pelayanan bandara seperti toko makanan dan minuman.
4. Harmonisasi Adat dan Modern pada Arsitektur
Bandara Ngurah Rai didesain dengan gaya arsitektur yang futuristik, hemat energi, simpel dan efisien.
Namun, tetap mengadopsi arsitektur budaya Bali pada bagian interior dan eksteriornya.
Pada bagian interior tetap menggambarkan budaya Bali serta pada beberapa tempat di bagian eksteriornya.
Pertama kali mendarat, Tribuners langsung disambut dengan suasana kental Bali.
Baca: DBD Merebak hingga Maret, RSUD Mangusada Tangani 46 Pasien Sepanjang Januari 2019
Baca: Target Raih Dua Medali Emas Porprov Bali 2019, Pertina Tabanan Siapkan Atlet Tinju Terbaik
Mulai dari arsitektur berupa relief-relief ukiran Bali hingga lantunan gamelan khas Bali.
Tak hanya itu, Tribuners juga akan menemukan arsitektur bandara yang futuristik dan megah.
Dibangun di atas lahan terbatas dengan ukuran terminal besar dan dilengkapi teknologi kebandarudaraan mutakhir.
Merupakan bandara pertama di Indonesia yang memiliki desain hemat energi dan hemat penggunaan air tanah (green airport).
5. Bandara dengan koneksi internet (Wi-Fi) tercepat ke-6 di dunia
Bandara I Gusti Ngurah Rai menempati posisi tercepat ke-6 di dunia untuk koneksi internet di bandara yaitu mencapai 16,01 Mbps.
Posisi tersebut berada di atas Bandara Internasional Kaohsiung, Taiwan (15,5 Mbps), Bandara Arlanda Stockholm, Swedia (15,48 Mbps), Bandara Internasional Houston George Bush Intercontinental, AS (15,28 Mbps), dan Bandara Frankfurt, Jerman (14,47 Mbps).
Fasilitas tersebut disediakan untuk pengguna bandara mulai dari area publik di terminal sampai ke ruang tunggu.
Dengan demikian diharapkan para penumpang tidak akan bosan ketika menunggu jadwal keberangkatan.
6. Raih 3 penghargaan di tahun 2017, salah satunya Bandara Terbaik di Dunia
Tahun 2017 Bandara I Gusti Ngurah Rai menyabet tiga penghargaan sekaligus dalam Airport Service Quality Awards (ASQ).
Salah satu kategori yang diraih tak tanggung-tanggung yakni meraih Peringkat Pertama Bandara Terbaik di Dunia, kategori bandara berpenumpang 15-25 juta orang per tahun (The 1st World Best Airport by Size 15-25 million).
Selain itu, Peringkat Kedua Bandara Terbaik di Asia-Pasifik berpenumpang di atas 2 juta orang per tahun (The 2nd Asia - Pacific Best Airport).
Bandara I Gusti Ngurah Rai juga meraih Bandara Terbaik di Asia-Pasifik kategori bandara berpenumpang 15-25 juta orang per tahun (Best Airport by Size and Region in Asia-Pacific).
7. Bandara Yang Memiliki Hari Libur Setahun Sekali
Jika biasanya bandara selalu beroperasi setiap waktu atau nonstop, namun satu pengecualian untuk Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Pada Hari Raya Nyepi, tidak akan ada aktivitas seperti biasanya.
Operasional bandara tutup kurang lebih 24 jam.
Hal ini rutin dilakukan sekali setiap tahun guna menghormati umat Hindu agar mencapai ketenangan dan kenyamanan dalam beribadah.
Baca: Ini Pikiran Calon Mertua Pada Masa Lalu & Usia Ahok Yang Terpaut Jauh Dengan Puput Nastiti Devi
Baca: 21 Pengurus Baru KONI Tabanan Fokus Sukseskan Porprov Bali 2019
Dengan penutupan ini, artinya semua penerbangan berjadwal dan carter, baik rute domestik maupun internasional ditiadakan.
8. Akan memiliki landasan pacu sepanjang 3.400 meter
Bandara I Gusti Ngurah Rai ini berada di ujung selatan Pulau Bali.
Dan memiliki landasan pacu (runway) yang terletak berbatasan langsung dengan laut sepanjang 3.000 meter atau 3KM.
PT Angkasa Pura I (Persero) selaku pengelola Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, akan melakukan perpanjangan landasan pacu sepanjang 400 meter di Tahun 2019 ini.
Perpanjangan tersebut dilakukan untuk mengakomodasi tingginya permintaan dari maskapai yang ingin menggunakan pesawat berbadan lebih besar.
Sehingga setelah selesai proses pembangunan perpanjangan landasan pacu tersebut, Bandara I Gusti Ngurah Rai akan memiliki landasan pacu sepanjang 3.400 meter.
Dengan panjang landasan pacu sepanjang itu mampu mengakomodasi lebih banyak pesawat berbadan besar di antaranya jenis Boeing 777 dan Airbus A-380.(*)