Masih Banyak Driver Ojol Antar Makanan Pakai Kantong Plastik, Ini yang Dilakukan Kepala DLHK
Adanya regulasi Perwali Kota Denpasar No 36/2018 tentang pengurangan sampah plastik masih belum sepenuhnya dipatuhi masyarakat.
Penulis: eurazmy | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Adanya regulasi Perwali Kota Denpasar No 36/2018 tentang pengurangan sampah plastik masih belum sepenuhnya dipatuhi masyarakat.
Penggunaan kantong plastik sebagai sasaran utama Perwali ini juga masih banyak dijumpai.
Salah satunya bisa dilihat dari maraknya penggunaan jasa ojek online (ojol) yang juga meliputi jasa pengiriman makanan.
Terpantau, masih banyak para pengemudi ojol di jalan membawa barang kiriman dengan kantong plastik.
Pantauan di sejumlah gerai makanan juga masih menjumpai driver ojol tengah menenteng kantong plastik.
Terutama, di gerai makanan skala menengah ke bawah yang masih melayani jasa delivery order menggunakan bahan pembungkus plastik dan styrofoam.
Salah satu pengemudi ojol, Aswin H juga mengakui dirinya masih mengantar makanan beberapa kali dengan memakai tas kresek.
Seringkali ia menemui warung yang masih menggunakan tas kresek.
"Kecuali warung-warung besar sudah enggak kasih tas kresek. Kalau warung kecil masih kasi kadang," ujarnya.
Hal senada juga diakui pengemudi lain, Ali. Bahkan ia menjumpai para rekan driver membawa tas plastik sendiri menggunakan dana swadaya.
Ini karena banyak para driver ojol kehabisan akal bagaimana cara membawa barang.
"Akhirnya mereka belanja sendiri, buat jaga-jaga kalau warung makanan enggak kasih tas kresek," ungkapnya.
"Kesannya malah driver (oknum) yang tidak mendukung program pemerintah. Tapi saya sudah ajak teman-teman komunitas agar bawa tas kain sendiri," imbuhnya.
Terlepas dari itu, hal ini pada akhirnya membutuhkan kesadaran bersama-sama, baik dari pihak driver ojol maupun warung makanan.
Namun, pihak yang paling berperan dalam menumbuhkan hal ini paling dekat adalah driver ojol.
Hal ini diungkapkan Kepala DLHK Denpasar, Ketut Wisada, bahwa seharusnya driver ojol punya inisiatif lebih.
Bahkan, ia pernah berpura-pura memesan makanan lewat ojek online dalam jumlah sedikit.
Namun, driver ojol yang mengantar tetap memakai kantong plastik.
"Saya sengaja pesan, tidak terlalu banyak dan masih saja pakai kresek. Saya waktu itu menolak membayar," kisahnya.
"Besoknya, saya datangi kantornya bertemu pimpinannya dan melakukan sosialisasi dan kerja sama," tambahnya.
Baca: Aksi Heroik Driver Ojol Gagalkan Percobaan Bunuh Diri Wanita Muda, Luluh Saat Dibujuk Pakai Cara Ini
Baca: Pelaku Usaha Diberi Waktu 6 Bulan, Harus Tinggalkan Kantong Kresek, Pipet dan Styrofoam
Baca: DLHK Lakukan Monev Perwali 36 Tentang Pengurangan Kantong Plastik, Ini Hasilnya
Ia mengimbau kepada seluruh komponen masyarakat, baik toko retail skala besar hingga toko dan warung skala kecil untuk tidak lagi menggunakan kantong plastik.
"Termasuk kepada perusahaan ojek online, baik Gojek maupun Grab. Kalau masih bengkung (bandel, red) dan tidak merespons, izin operasinya di Denpasar enggak akan saya kasih izin," tegasnya.
"Mulai saat ini, kami jalankan tahap lanjutan dan akan memberlakukan sanksi tertentu," ujarnya.
Terpisah, District Head Gojek Bali Nusra, Leo Wibisono mengklaim bahwa pihaknya telah menginstruksikan kepada ribuan mitra driver ojol di Bali untuk menolak pengunaan tas plastik.
Pihaknya juga mengimbau pada sekitar 6.000 mitra warung mereka untuk menggunakan bungkus makanan yang ramah lingkungan.
Terkait masih banyaknya mitra driver yang terpantau menenteng tas plastik di jalanan, kata dia, memang masih perlu ada sosialisasi lebih aktif.
Pihaknya juga telah mendistribusikan sebanyak 200 kantong hasil daur ulang dari limbah plastik juga paper bag kepada sejumlah driver.
"Mungkin masih ada yang belum tahu, kan driver kita tersebar dimana-mana. Setidaknya sudah kita informasikan melalui akun mitra driver dan warung masing-masing," akunya.
Diharapkan, dalam waktu dekat, pihaknya d mitra kerja mereka bisa ikut menyukseskan kebijakan positif ini.