DLHK Lakukan Monev Perwali 36 Tentang Pengurangan Kantong Plastik, Ini Hasilnya

Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar kembali melaksanakan monev terkait penerapan Perwali Nomor 36 Tahun 2018

DLHK Kota Denpasar
Pelaksanaan monev Perwali Nomor 36 Tahun 2018 di kawasan Jalan Gatsu dan Buluh Indah, Kamis (31/1/2019) 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar kembali melaksanakan monev terkait penerapan Perwali Nomor 36 Tahun 2018 tentang pengurangan sampah plastik.

Monev ini menyasar tempat usaha yang didominasi toko modern di kawasan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Buluh Indah pada Kamis (31/1/2019).

Sekretaris DLHK Kota Denpasar, IB Putra Wirabawa mengatakan pelaksanaan monev ini merupakan tindak lanjut dari penerapan Perwali Nomor 36 Tahun 2018 sehingga penerapannya dapat diindahkan oleh seluruh stake holder di Kota Denpasar termasuk dunia usaha.

"Monev ini merupakan kegiata rutin untuk memastikan bahwa seluruh stake holder dan dunia usaha mematuhi dan mendukung penerapan Perwali Nomor 36 Tahun 2018 ini," kata Wirabawa.

Baca: Target Realistis Sampah Turun 40%, Perwali Pengurangan Kantong Plastik di Denpasar Diberlakukan

Baca: Tas Daun Pandan Ramai Dipesan, Dampak Pergub Pembatasan Plastik

Baca: TRIBUN WIKI - 9 Negara di Benua Eropa Ini Berupaya Kurangi Penggunaan Plastik

Lebih lanjut ia mengatakan dari pelaksanaan monev kali ini sebagian besar usaha di Kota Denpasar telah mematuhi perwali tersebut dan kantong plastik tak lagi disediakan di kasir.

Selain itu, masyarakat yang hendak berbelanja pun telah membawa kantong plastik ramah lingkungan yang tidak sekali pakai.

"Sebagian besar dunia usaha telah melaksanakan dan menerapkan pengurangan kantong plastik, dan masyarakat yang hendak berbelanja juga telah membawa tas belanja ramah lingkungan," imbuhnya.

Ia berharap, penerapan Perwali penguragan sampah plastik ini dapat diterapkan dengan maksimal.

Ini lantaran keberadaan sampah plastik saat ini kian banyak dan dikhawatirkan dapat mempengaruhi eksistensi pariwisata di Bali yang berimplikasi pada pergerakan ekonomi masyarakat.

"Kami berharap kesadaran semua pihak untuk mengurangi penggunaan plastik yang dikhawatirkan dapat menjadi ancaman permasalahan serius di masa mendatang," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved