Sejarah Panjang Sumpit hingga Jadi Alat Makan yang Sering Ditemui seperti Sekarang
Sumpit yang terbuat dari beraneka macam bahan ini, ternyata memiliki sejarah panjang hingga menjadi alat makan yang gampang ditemui.
Kisah lain berasal dari masa Raja Zhou (1105-1046), raja terakhir Dinasti Shang.
Baca: Bisa Sebabkan Kematian, 6 Makanan dan Minuman Ini Sebaiknya Tidak Dikonsumsi Bersamaan dengan Durian
Baca: Jenis Makanan Dan Sayuran Ini Wajib Dihindari Bagi Penderita Asam Urat, Nomor 1 Bukan Kacang
Baca: Bakal Cepat Basi dan Rusak, 5 Makanan Ini Pantang Dimasukkan Lagi ke Freezer Setelah Dikeluarkan
Ia menggunakan sumpit gading untuk menyantap makanannya.
Dalam catatan Han Feizi (281-233 SM), dikatakan bahwa Raja Zhou menggunakan sumpit gading untuk menggambarkan gaya hidup mewah ia dan keluarganya.
Pada masa Dinasti Han (206-220 SM), keberadaan sumpit menjadi sangat penting.
Hal ini dipicu oleh munculnya banyak makanan berbahan dasar tepung, seperti mi, dimsum, dan kue dadar.
Sumpit dalam bahasa Cina klasik tercatat dengan sebutan zhu, yang terdiri dari `radikal' bambu dan karakter yang bermakna membantu.
Ini menunjukkan bahwa sumpit erat kaitannya dengan bahan bambu.
Dalam Kitab Klasik Liji yang dikompilasi oleh Konfusius (551-479 SM), disebutkan bahwa sumpit digunakan sebagai perangkat `pembantu' untuk mengambil makanan.
Ketika memasak sayur (cai) maka sumpit digunakan.
Namun, sumpit tidak dipakai untuk mengambil masakan dari biji-bijian atau nasi (fan).
Menurut Ota Masako, peneliti sumpit di Jepang, setidaknya, pada masa perang (akhir Dinasti Zhou) tahun 475-221 SM, sumpit sudah digunakan secara luas di Cina.
Sumpit pun belakangan lebih sering disebut kuaizi.
Penggunaan sumpit menyebar luas di daratan Cina sejak masa Dinasti Song abad 14.
Sumpit digunakan dalam berbagai kesempatan jamuan dan makan sehari-hari.
Bahkan, sudah menjadi bagian penting dalam budaya tradisi komunal makan meja bundar.