Orang dengan Tekanan Darah Tinggi Gampang Marah? Begini Penjelasannya

Tekanan darah tinggi kerap kali dikaitkan dengan perubahan mood yang tiba-tiba dan peningkatan emosi

Editor: Widyartha Suryawan
Istimewa
Ilustrasi marah 

Hal ini dibenarkan oleh penelitian yang diterbitkan dalam Hypertension Journal Report. Penelitian ini menyebutkan bahwa obat-obat tersebut dapat mengganggu kerja otak dalam mengelola stres dan emosi.

Dalam riset ini, diketahui bahwa obat-obatan yang dapat menimbulkan perubahan mood pada orang yang hipertensi adalah: Obat beta-blocker dan calcium antagonist, obat ini digunakan untuk menghindari kerusakan fungsi jantung yang biasanya terjadi pada orang dengan tekanan darah tinggi.

Obat diuretik, khususnya thiazide, yang digunakan untuk mencegah penumpukan cairan pada orang yang hipertensi.

Lantas, apakah semua orang yang punya tekanan darah tinggi pasti mudah marah?

Tentu, ini bukan hal yang pasti terjadi. Tak semua orang yang tekanan darahnya naik akan mudah marah dan memiliki emosi yang tidak stabil.

Semua tergantung bagaimana kita mengelola emosi dan stres.

Ingin melatih diri agar bisa mengendalikan amarah? Kamu bisa mengikuti beberapa tips berikut:

Luapkan kemarahan setelah menenangkan diri
Bila tahu bahwa kamu akan meledak dalam amarah, sebaiknya tahan diri dengan cara mencari tempat sepi di mana kamu bisa menyendiri.

Kamu bisa mengekspresikan kemarahan ketika sudah mulai tenang, misalnya dengan cara curhat ke orang terdekat.

Namun, jangan ketika emosi masih meluap-luap.

Berpikir dulu sebelum bicara
Saat dilanda kemarahan, kamu mungkin mudah sekali mengatakan hal-hal yang menyakitkan tanpa memikirkan konsekuensinya. Hal yang kerap kali bikin masalah tambah panjang, bukannya menyelesaikan masalah.

Ingat, bisa saja apa yang kamu katakan ketika emosi, akan berbalik dan menjadi bumerang.

Cari tahu apa yang sebenarnya membuat marah
Pahami dan kenali diri lebih dalam. Cari tahu situasi apa yang akan membuat kamu marah, dengan begini kamu bisa mengelola amarah.

Ketika tenang kamu bisa menilai lagi, apakah penyebab kemarahan itu wajar atau tidak.

Bila memang kamu marah tanpa sebab yang signifikan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved