Kisah Para Ibu Yang Terpaksa Mengasuh Bayinya di Balik Jeruji Besi Lapas Perempuan Denpasar

Sang ibu tampak mencium dan mengelus bayinya dengan penuh kasih sayang.

Penulis: Noviana Windri | Editor: Eviera Paramita Sandi
Istimewa
Petugas Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, menggendong bayi WBP, Kamis (21/2/2019). Mereka membawa bayi-bayi tersebut melakukan imunisasi di luar lapas. 

Hal nini untuk mengetahui apakah dalam keadaan hamil atau tidak.

"Ada pula yang seorang WBP dia pas ditangkap tidak tahu kalau dirinya sedang hamil. Awal masuk sini kan tes urine, pada saat itulah baru tahu bahwa dirinya sedang hamil. Makanya untuk para tahanan baru itu kita periksa urinenya untuk mengetahui dia sedang dalam keadaan hamil atau tidak," ucapnya.

Lapas tak memiliki tenaga medis khusus anak.

Di sisi lain, ada lima anak WBP yang harus diasuh.

Namun demikian, bayi-bayi WBP ini tetap mendapat perawatan sesuai standar kesehatan.

"Kita selalu koordinasi dengan petugas kesehatan. Kita perawatan kesehatan satu bulan sekali. Imunisasi kami bawa ke Puskesmas ramai-ramai. Kita sendiri yang bawa bukan WBPnya. Karena imunisasi memang tidak bisa dilakukan di sini," tuturnya.

Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar menyediakan satu blok khusus untuk ibu dan anak.

Ruangan berukuran sekitar 5x4 meter ini untuk WBP yang sedang mengasuh anak.

Tribun Bali sempat menemui seorang WBP yang tengah mengasuh bayinya.

Narapidana kasus narkoba ini tengah dibesuk oleh dua orang wanita paruh baya.

Sang ibu tampak mencium dan mengelus bayinya dengan penuh kasih sayang.

Namun ia menolak menceritakan kisah hidupnya hingga harus mendekam di penjara. 

Sementara seorang narapidana kasus penipuan asal Palembang, kepada Tribun Bali menceritakan dirinya ditangkap saat dalam keadaan hamil empat bulan.

"Anak saya perempuan. Sekarang sudah umur hampir empat bulan. Ini anaknya tidak saya beri ASI tapi hanya diberikan susu formula. Susunya diberikan oleh lapas," ujarnya saat ditemui tengah mengikuti kegiatan keagamaan.

Ia mengaku hingga saat ini pihak keluarga belum ada menjenguknya ke lapas.

Hal ini karena jarak yang jauh antara Palembang dan Bali. (noviana windri)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved