Basarnas Sebut Candra Kemungkinan Tersangkut di Pohon Rambat Sekitar Tebing Saren Cliff Point

Berdasarkan perkiraan Basarnas, korban diduga tersangkut di pepohonan rambat di sekitar tebing.

Penulis: Busrah Ardans | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/Dwi S
Ilustrasi I Made Candra Udiana (18), siswa kelas XI di SMK N 1 Nusa Penida terjatuh dari tebing curam yang dikenal dengan sebutan Saren Cliff di Nusa Penida, Klungkung, Sabtu (23/2/2019) 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Proses pencarian siswa kelas XI di SMK N 1 Nusa Penida bernama Made Chandra Udiana (16) yang diduga terperosok jatuh ke jurang perairan Saren Cliff Point, Desa Batumadeg, Nusa Penida, Sabtu (23/2/2019), lalu hingga kini, Senin (25/2/2019) masih terus dilakukan.

Peristiwa yang terjadi di Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, itu pun menyita perhatian masyarakat sekitar.

Humas Basarnas Bali, Made Krisna Maharta saat dikonfirmasi siang tadi membenarkan bahwa timnya kembali melanjutkan pencarian.

Berdasarkan perkiraan Basarnas, korban diduga tersangkut di pepohonan rambat di sekitar tebing.

Adapun beberapa kemungkinan lainnya korban diduga jatuh ke dasar jurang.

Lokasi terprosoknya Made Candra Udiana di Saren Cliff, di Dusun Saren, Desa Batu Madeg, Nusa Penida, Minggu (24/2/2019).
Lokasi terprosoknya Made Candra Udiana di Saren Cliff, di Dusun Saren, Desa Batu Madeg, Nusa Penida, Minggu (24/2/2019). (Istimewa)

"Iya, sejak pagi tadi pukul 06.00 WITA tim sudah melakukan pencarian lanjutan, dan sekitar pukul 09.00 WITA dengan bekal Larkin satu orang kita turunkan untuk memantau sekitar tebing.

"Kami upayakan satu orang rescuer melalui Larkin bisa mencari di sekitar tebing. Kan kemungkinan juga dia tersangkut di pepohonan rambat yang berada di pinggir tebing, apalagi memang di situ banyak pohon rambat. Tapi tim juga turun sampai di dasar, dan sampai habis panjang tali," kata dia kepada tribun-bali.com.

Namun dirinya menyebut tidak bisa memastikan.

Timnya hanya berusaha keras melakukan pencarian Candra yang diketahui melaksanakan perkemahan Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung itu.

Namun hingga siang tadi, pihaknya belum menemukan tanda-tanda di mana tepatnya lokasi keberadaan korban.

"Kami juga tidak bisa memastikan keadaan korban seperti apa. Sudah tiga hari ini yang pasti peluang hidup masih ada. Kan kalau Basarnas akan melakukan pencarian selama 7 hari. Belum ada tanda-tanda ditemukan, tapi kami juga melihat masyarakat juga melakukan pencarian manual, mungkin mereka punya jalur tersendiri menuju dasar tebing," terang dia lagi.

Hingga berita ini ditulis, tribun-bali.com belum menerima informasi terbaru dari Tim Basarnas Bali 

Seperti diketahui remaja asal Banjar Angkal, Desa Suana, Nusa Penida, tersebut terperosok dari bibir tebing saat mengikuti kemah bersama teman-temannya.

Candra jatuh dari ketinggian sekitar 275 meter dengan kemiringan 90 derajat pada Sabtu (23/2/2019) sekitar pukul 22.30 Wita.

Hingga pukul 18.00 Wita, Made Udiana belum ditemukan.

Pencarian sementara dihentikan karena sudah malam, dan akan dilanjutkan Senin (25/2/2019) mulai pukul 06.00 Wita pagi ini.

“Hari ini (kemarin, red) belum ketemu. Pencarian dilanjutkan besok (hari ini, red),” ujar Camat Nusa Penida, I Gusti Agung Putra Mahajaya.

Tim SAR, Senin (25/2/2019) masih melanjutkan upaya pencarian terhadap  I Made Chandra Udiana (16), remaja asal Desa Suwana, Nusa Penida yang diketahui terperosok ke jurang saat melakukan perkemahan Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Sabtu lalu (23/2/2019)
Tim SAR, Senin (25/2/2019) masih melanjutkan upaya pencarian terhadap I Made Chandra Udiana (16), remaja asal Desa Suwana, Nusa Penida yang diketahui terperosok ke jurang saat melakukan perkemahan Desa Batumadeg, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Sabtu lalu (23/2/2019) (BPBD Klungkung)

Kapolsek Nusa Penida Kompol I Komang Raka Sanjaya menjelaskan, terperosoknya siswa itu berawal dari acara kemah yang dilakukan Candra bersama rekan-rekannya di Saren Cliff, Sabtu (23/2/2019).

Mereka tiba di lokasi lokasi kemah (TKP) sekitar pukul 16.00 Wita.

Candra datang bersama 31 rekan sekelasnya, termasuk seorang guru wali di kelas XI Akomodasi Perhotelan 1, I Made Arnawa (30)

"Saat kejadian di lokasi itu ada 32 siswa SMK N 1 Nusa Penida, dan juga ada 19 siswa SMA N Nusa Penida," ungkap Raka Sanjaya, kemarin.

Sesampai di TKP, korban dan rekan-rekannya mendirikan tenda.

Hanya berjarak sekitar 5 sampai 10 meter dari bibir tebing.

Selayaknya remaja yang sedang kemah, peserta kemudian mencari kayu bakar untuk memanggang ikan.

Dilanjutkan kegiatan persembahyangan dan kegiatan lainnya.

Lokasi Gelap

Waktu pun memasuki pukul 22.30 Wita.

Malam itu Candra yang sedang makan, sempat dipanggil oleh rekannya.

Situasi saat itu sangat gelap karena tidak ada penerangan di sekitar TKP.

Salah satu teman korban, Angga (16) menuturkan, setelah makan malam di tenda, dirinya dan Candra kemudian mencari kayu bakar di pinggir tebing.

Nahas, baru berjalan beberapa langkah Candra terperosok dan jatuh ke jurang.

"Karena area lokasi yang gelap korban terperosok dan jatuh ke jurang. Saya kemudian memberitahu kejadian ini kepada teman-teman," kata Angga berdasarkan siaran pers yang diterima Tribun Bali dari Basarnas Bali.

Kejadian itu pun sempat disaksikan teman-temannya.

Mengetahui kejadian itu, rekan-rekan korban berusaha mencari pertolongan kepada warga sekitar dan melaporkan kejadian itu ke Polsek Nusa Penida

"Malam itu juga kami turun ke TKP dan berupaya lakukan pencarian. Namun korban masih belum bisa ditemukan, mengingat situasi malam hari dan minim peralatan sehingga menungu personil dan peralatan Basarnas Denpasar," jelas Raka Sanjaya.

Tim Basarnas juga langsung menerjunkan personil menuju lokasi kejadian.

Namun visibility (keadaan yang dapat diamati atau dilihat) kurang jelas dan tingginya tebing, menyulitkan tim SAR melakukan upaya pencarian pada malam hari.

Menurut Kapolsek, lokasi kemah termasuk berbahaya.

Lokasi kemah merupakan tebing curam setinggi sekitar 30 meter, dan di bawahnya lautan dengan arus yang keras.

"Lokasi ini tidak cocok untuk kemah, dan terlalu berbahaya untuk kegiatan seperti itu," jelasnya.

Cara Sekala-Niskala

Proses pencarian terhadap korban langsung dilanjutkan Minggu (24/2/2019) pukul 06.00 Wita dengan situasi TKP yang lebih terang.

Pencarian dilakukan oleh tim SAR dibantu personel Polsek Nusa Penida dan BPBD Klungkung.

Pukul 07.30 Wita, keluarga korban dibantu warga sekitar yang berjumlah enam orang mencoba melakukan pencarian dengan menyusuri jalur setapak di pinggir tebing hingga mencapai pantai.

Namun Candra belum ditemukan.

Selanjutnya sekitar pukul 09.00 Wita, delapan personel Basarnas tiba di TKP.

“Ke 8 personil kemudian langsung mempersiapkan alat untuk menuruni tebing," jelas Kalak BPBD Klungkung I Putu Widiada.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I B Surya Wirawan, yang memimpin langsung jalannya operasi SAR mengatakan, metode pencarian dilakukan dengan dua cara,

Pertama dengan menurunkan rescuer menggunakan Larkin Rescue Frame agar dapat memantau korban jika tersangkut di pepohonan di pinggir tebing.

Seorang petugas SAR diturunkan melakukan pencarian menggunakan tali.

Cara kedua dengan menurunkan personil melewati jalur manual menyusuri tebing.

“Kita juga siagakan satu unit Rigid Inflatable Boat di perairan Batumadeg untuk memantau pergerakan rescuer dari atas tebing,” kata Surya Wirawan.

Di jarak kurang lebih 20 meter di bawah tebing, tim SAR menemukan pakaian yang diduga milik Candra.

“Setelah melaksanakan pencarian selama enam jam lamanya, tim SAR hanya menemukan pakaian korban yang tersangkut di pohon, karena saat jatuh korban hanya mengalungkan pakaiannya di leher” jelasnya lagi.

Sementara keluarga Candra sempat menggelar ritual secala niskala di TKP untuk mencari petunjuk agar anak kedua dari tiga bersaudara itu bisa ditemukan.

Ritual ini juga dilakukan dengan diiringi gamelan.

Pencarian pun terus dilakukan. Namun hingga menjelang malam, sosok Candra masih belum ditemukan.

Pencarian dihentikan dan akan dilanjutkan pagi ini.

Pihak keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini.

Orangtua dan kakak kandung Candra pun enggan memberi keterangan karena masih berduka. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved