Pembangunan Infrastruktur dan Kebudayaan Banyak Diharapkan saat Reses Dewan
Menurut Wakil Ketua DPRD Bali, Nyoman Sugawa Korry reses sangat penting untuk mengetahui secara langsung apa yang dibutuhkan masyarakat
Penulis: Wema Satya Dinata | Editor: Irma Budiarti
Berbeda dengan Sugawa Korry, anggota Komisi III DPRD Bali, Kadek Diana mengaku dirinya hampir setiap hari melakukan Reses menyerap aspirasi.
“Saya reses hampir tiap hari. Apa yang menjadi kebutuhan masyarakat itu yang disampaikan,” kata Diana.
Lebih lanjut ia menceritakan, Bali tidak memiliki hasil tambang dan sumber daya alam lainnya, dan Bali hanya memiliki adat, seni, tradisi dan budaya.
Semua ini memerlukan biaya dalam melestarikannya.
“Sehingga saat reses itu yang muncul. Anggaran untuk perbaikan pura, dana pembinaan untuk seni seperti pembelian gong, pembinaan sekaa teruna-teruni, pembelian pakaian. Jadi, yang dibutuhkan orang Bali seputar itu,” ujar pria dari Desa Sukawati, Gianyar ini.
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini, Taurus Makin Populer Secara Sosial
Baca: TRIBUN WIKI - Tiga Lokasi Kantor BPR Lestari di Kota Denpasar
Maka dalam RUU Provinsi Bali yang baru, kata dia, di sana dicantumkan bahwa Bali tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA) dan Bali hanya memiliki adat, seni, tradisi dan budaya yang bernafaskan Hindu.
Menurut Diana, adat, seni, tradisi dan budaya memerlukan biaya dalam pelestariannya, dan negara harus ikut bertanggung jawab dalam melestarikannya.
“Dan salah satu bentuk tanggung jawab negara adalah memberikan dana karena negara mendapat hasil dari itu. Hasilnya nyata kok. Pusat menargetkan kunjungan wisatawan ke Indonesia 15 juta orang. Dari 15 juta itu, 7 juta ditargetkan mengunjungi Bali,” paparnya. (*)