Satu Keluarga di Karangasem Digigit Anjing Rabies Peliharaannya, 2 Bulan Sudah Terjadi 12 Kasus
Tiga warga di Lingkungan Susuan, Kelurahan / Kecamatan Karangasem digigit anjing positif rabies.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Tiga warga di Lingkungan Susuan, Kelurahan / Kecamatan Karangasem digigit anjing positif rabies.
Ni Putu Desi Kumara Dewi (32) dan dua anaknya Ni Putu Devana Lingga Aprila (10) serta Made Devanu Oktara (7) menjadi korban anjing peliharaannya.
Ni Ketut Yuliawati, Ibu Ni Putu Desi menjelaskan, Desi digigit jari jempol tangannya saat memandikan anjing itu.
Sementara cucunya digigit pada bagian kaki saat bermain di halaman rumah di Susuan.
"Devana dan Davanu digigit Minggu (24/2) saat anjing berkelahi. Sedangkan Ni Putu Desi digigit Senin (25/2). Rencananya anjing itu akan divaksin," jelas Ni Ketut Yuliawati, Kamis (28/2), saat ditemui di kediamannya.
Yuli sapaannya, menjelaskan sebelum mengigit, anjing itu sempat hilang seharian. Anjing itu akhirnya pulang, tapi tiba-tiba menjadi galak.
Keluarga tak mengira anjing tersebut terjangkit rabies karena terlihat bersih.
"Mereka langsung diberikan vaksin oleh petugas RS Karangasem," jelasnya.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian, Made Ari Susanta mengamini memang ada kasus gigitan anjing rabies.
"Korbannya 1 keluarga. Kita sudah kirim petugas ke lokasi untuk penanganan," kata Ari.
Korban sudah diberikan vaksin anti rabies oleh petugas. Saat ini korban sudah beraktivitas seperti semula. Kondisinya akan terus dipantau petugas.
"Warga sekitar harus waspada dan hati - hati dengan anjing rabies," ungkap Ari yang juga seorang dokter hewan.
Ditambahkan, kasus gigitan rabies di Karangasem dari 1 Januari 2019 hingga hari ini (kemarin) capai 12 kasus.
Terjadi di 12 desa di antaranya Bungaya Kangin, Subagan, Tianyar, Tianyar Barat, Datah, Bungaya, Sibetan, Pempatan, Menanga, dan Rendang.
Guna menekan kasus rabies, petugas akan menggalakkan vaksin emergency dan diprioritaskan untuk anjing tak bertuan.
Rencananya, pada bulan Maret akan digelar vaksin masal. Petugas juga memberi edukasi ke warga terkait bahaya gigitan anjing rabies.
Pada tahun 2019, target vaksinasi 43.000 ekor dari estimasi populasi anjing di Karangasem sebanyak 43.000.
Dari jumlah itu anjing yang liar sekitar 1 persen dan yang diliarkan pemiliknya hampir capai 50 persen lebih. Sisanya yakni anjing bertuan.
Pihaknya berharap warga ikut serta menyukseskan program vaksinasi.
Masyarakat diharapkan rutin memvaksinasi anjingnya sehingga kekebalan tubuh anjing kuat dan tak mudah terjangkit penyakit rabies.
Made Ari Susanta mengungkapkan pemetaan zona merah rabies di Karangasem masih seperti dulu.
Dari 78 Desa / Kelurahan di Karangasem, sebanyak 28 desa masuk zona merah rabies. Desa dinyatakaan merah rabies karena sering ada gigitan.
Imbau Buat Perarem
Kasus rabies tidak hanya mengancam Karangasem, persoalan serupa pun terjadi di Buleleng.
Wakil Bupati Buleleng, Nyoman Sutjidra pun mendorong kepada seluruh aparat desa pakraman, untuk segera membentuk perarem.
Dengan adanya perarem, diyakini kasus rabies di Buleleng dapat ditekan.
Desa pakraman yang telah membentuk perarem terkait tata cara memelihara anjing telah dibuat di Desa Bengkala, Kecamatan Kubutambahan.
Dalam perarem itu disebutkan warga Desa Adat Bengkala wajib melapor jika memiliki anjing kepada aparat desa setempat, serta harus diberikan tanda berupa kalung.
Anjing itu pun tidak boleh diliarkan, apalagi sampai masuk ke pekarangan warga lain dan mengiggit.
Warga wajib mengkandangkan atau mengikat anjing-anjing peliharaannya.
Bila melanggar, warga akan dikenakan sanksi denda hingga ratusan kilogram beras.
Bahkan wajib menanggung biaya pengabenan hingga benar-benar tuntas, apabila anjing yang dipelihara positif rabies dan mengigit korban hingga meninggal dunia.
"Sudah ada beberapa desa yang buat perarem seperti itu, ada di Sawan dan Bengkala. Maka itu kami imbau kembali majelis-majelis desa pakraman untuk mendorong seluruh desa pakraman membuat perarem."
"Jadi kami akan imbau masyarakat kembali untuk mengikat anjing peliharaanya. Jangan dilepas liarkan, karena itu akan berisiko lagi," ucapnya saat ditemui Kamis (28/2).
Terkait stok Vaksin Anti Rabies (VAR), diklaim Sutjidra, masih aman.
Dari data Dinas Kesehatan Buleleng, tercatat stok VAR yang dimiliki sebanyak 1.000 vial, yang merupakan bantuan dari provinsi.
Dalam waktu dekat, VAR itu akan segera didistribusikan ke masing-masing puskesmas, dengan jatah 10 ampul.
"Akan diutamakan di wilayah zona merah," terangnya. Sutjidra mengaku pihaknya juga akan melaksanakan vaksinasi massal di seluruh kecamatan mulai tanggal 11 Maret 2019 mendatang. (ful/rtu)