Wiki Bali
TRIBUN WIKI – Inilah Ogoh-ogoh Tainsiat dari 2010 hingga 2018
Pelaksanaan Catur Beratha Penyepian identik dengan pengusungan ogoh-ogoh pada malam hari, sehari sebelum menjelang Nyepi
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Setelah itu Dewi Parwati meninggalkan tempat tinggalnya untuk mandi mensucikan diri, namun tiba-tiba Dewa Shiva datang yang berkeinginan untuk masuk ketempat tinggal-Nya.
Akhirnya ia pun dihadang oleh Ganesha sesuai dengan pesan ibunya yang melarang siapapun yang masuk tanpa ijin dari Dewi Parwati.
Ganesha tidak tahu siapa Dewa Shiva sesungguhnya dan atas tindakan Ganesha tersebut maka Dewa Shiva menjadi murka dan memenggal kepala Ganesha.
3. Sang Khalikamaya (Penjaga Kuburan) 2014

Sang Khalikamaya ini dibuat dengan ukuran raksasa setinggi empat meter, bermulut besar, dan bertaring tajam dan memiliki enam tangan yang menggenggam sabuk pengeleakan (ilmu hitam), lontar, dan kain putih bertuliskan mantra-mantra.
Sang Khalikamaya yang menyeramkan itu dimaknai sebagai simbol pelebur segala pikiran buruk.
Baca: Gara-gara Tak Dipilih sebagai Cawapres, SBY Sebut Sosok Ini Masih Sengit Kepadanya
Baca: Jelang Hari Raya Nyepi, Rai Mantra Pesankan Ini kepada Masyarakat
Apabila seseorang berniat jahat, Sang Khalikamaya itulah yang akan menghukumnya.
Sang Khalikamaya adalah sisya (murid) Sang Hyang Durga Birawi, penjaga kuburan paling angker di jagatraya yaitu setra (kuburan) Gandamayu.
Ia dikenal memiliki kesaktian ilmu hitam yang luar biasa, sehingga banyak orang yang ingin berguru padanya.
4. Ketekok Jago 2015
Ketekok Jago merupakan salah satu bentuk Baris Wali yang akrab disebut Baris Poleng karena kostum yang dipakai dominan hitam putih dan membawa tombak yang juga dicat hitam putih.
Tarian ini merupakan tari tradisional yang langka karena hanya dijumpai di Desa Tegal Darmasaba (Badung) dan Tangguntiti (Kota Denpasar).
Sebelumnya pernah ada di Tembau dan Begawan (Kota Denpasar).
Baca: Banyak Adegan yang Pacu Adrenalin, Pamela Bowie Dibuat Kelelahan dalam Film Horor Terbarunya
Baca: Kacang Ijo dan Pasir Disulap Jadi Bhuta Bongol
Baris Katekok Jago mempunyai fungsi ganda, selain sebagai sarana upacara Dewa Yadnya, juga sering dipentaskan untuk upacara Pitra Yadnya.
Tarian tersebut bisa diupah oleh perorangan atau kelompok terutama untuk upacara yang tergolong utama, baik untuk Dewa Yadnya maupun Pitra Yadnya.