Dulu Matematika dan Bahasa Inggris, Kini Bahasa Indonesia yang Jadi Momok saat UN SMP

Sebanyak 13133 siswa dari 72 SMP di Denpasar akan mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) secara serentak di Kota Denpasar.

Tribun Bali/I Putu Supartika
Kabid Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kota Denpasar, AA Wiratama saat ditemui Tribun Bali di ruangannya, Kamis (21/3/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebanyak 13133 siswa dari 72 SMP di Denpasar akan mengikuti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) secara serentak di Kota Denpasar.

USBN ini akan dilaksanakan pada Senin (25/3/2019) hingga Sabtu (30/3/2019).

Ada 11 mata pelajaran dalam USBN ini yakni Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Bahasa Inggris, IPS, IPA, PJOK, Prakarya, Bahasa Bali, dan Seni Budaya.

Kabid Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kota Denpasar, AA Wiratama mengatakan untuk USBN ini ia menekankan kepada kepala sekolah untuk menandatangani fakta integritas agar jangan sampai ada soal yang bocor ataupun isu kebocoran soal.

"Dulu dibilang ada soal bocor dan sampai ada yang ngirim surat kaleng. Padahal saat kami cek tidak semua sama isinya walaupun ada beberapa soal yang kebetulan sama. Mungkin ada pihak-pihak yang ngambil soal di bank soal terus dikumpulkan dan disebar sehingga dibilang bocor," katanya saat ditemui di ruangannya, Kamis (21/3/2019) siang.

Baca: Saham 5 Perusahaan Hiburan Korea Ini Terjun Bebas Karena Skandal Seks Sungri

Baca: Soal USBN SMP Kota Denpasar Ada Dua Paket

Dan tahun ini pihaknya tak ingin hal serupa terulang lagi yang mengakibatkan keresahan.

Untuk soal USBN ini 25 persen pusat dan 75 persen dibuat oleh tim pembuat soal di Dinas Pendidikan.

"25 persen yang datang dari pusat itu merupakan soal HOTS-nya," katanya.

Jumlah butirnya disesuaikan dengan mapel dan tingkat kesulitannya sama se-Kota Denpasar.

Sebelumnya pihaknya juga sempat mengadakan try out Ujian Nasional untuk memantapkan kesiapan siswa dengan tingkat kesulitan dinaikkan dua level.

"Hasil pemantapan USBN ada beberapa yang belum memenuhi tapi secara umum hasilnya yang di atas ketuntasan mendekati 89 persen," katanya.

Baca: 3.400 Ekor Burung Ilegal yang Diselundupkan ke Padang Bai Telah Dilepasliarkan

Baca: Gara-Gara Komentar Soal Masa Lalu Syahrini Dengan Seorang Pria, Pedangdut Inisial LL Ini Dilaporkan

Dari hasil pemetaan tersebut, mata pelajaran Bahasa Indonesia menjadi momok bagi para siswa.

"Yang terendah yakni nilai Bahasa Indonesia. Kalau dulu kan Matematika dan Bahasa Inggris," katanya.

Adapun penyebabnya yakni soal Bahasa Indonesia yang panjang dan waktunya singkat.

Selain itu ada pilihan jawaban yang mirip-mirip sehingga jika tak cermat bisa keliru.

Sedangkan untuk ketuntasan minimal yakni 75.

Wiratama mengatakan persiapan untuk USBN ini telah dilaksanakan sejak Agustus 2018.

Persiapan ini berupa pemberian pelatihan pembuatan soal agar berstandar nasional yang diikuti kesebelas guru mapel dan waka kurikulum.

Baca: 30 Persen Beasiswa di Unud Salah Sasaran, Bidikmisi Paling Banyak

Baca: Inul Daratista Cerita Kisah Masa Lalu Kelamnya, Tak Pintar Hingga Tiap Hari Kupas Kulit Kacang

"Kemarin sekolah rapat MKKS, untuk tiga soal mata pelajaran kami perbanyak di dinas, mapel lainnya digandakan sekolah," kata Wiratama.

Adapun tiga soal mapel yang digandakan Dinas Pwndidikan yakni IPS, PPKn, dan Budi Pekerti.

Ketiga soal mapel tersebut diambil pada Sabtu (23/3/2019) pukul 10.00 Wita di Dinas Pendidikan.

Soal yang digandakan sekolah, biayanya diambil dari dana BOS.

Untuk soal USBN ini ada dua paket.

Selain itu juga dibuatkan paket cadangan untuk siswa yang berhalangan hadir. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved