Workshop Seni Media Hadir di Bentara Budaya Bali hingga 24 Maret 2019, Yuk Belajar Video Editing

Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, kembali melaksanakan kegiatan Workshop Seni Media

Editor: Irma Budiarti
Bentara Budaya Bali
Workshop Seni Media di Bali bekerja sama dengan Bentara Budaya Bali dan SEHATI Films, digelar pada 21 – 24 Maret 2019. 

Kegiatan workshop seni media ini sejalan dengan agenda strategis dalam rangka meningkatkan peran pemerintah sebagai fasilitator pemajuan kebudayaan, terutama dalam hal meningkatan kapasitas sumberdaya manusia bidang kebudayaan.

Menurutnya diperlukan upaya secara terus menerus untuk memberi ruang ekspresi dan ruang presentasi bagi para praktisi seni media, diimbangi dengan menumbuhkan dan meningkatkan daya apresiasi masyarakat terhadap karya seni media dalam berbagai penciptaan.

Sementara itu, Kepala Pengelola Bentara Budaya Bali, Warih Wisatsana mengungkapkan bahwa lokakarya ini juga diniatkan sebagai upaya memperkenalkan ragam video art, kreativitas, dan kerja seni, berikut penggalian wacana dalam konteks yang lebih luas, internasional, guna menemukan perspektif baru bagi generasi muda kini di tengah penggunaan video dan teknologi canggih semata hanya untuk memuaskan gaya hidup dan hal-hal yang cenderung tidak kreatif.

Baca: Fahmi Al Ayyubi Bergabung ke Bali United, Begini Komentar Yabes Tanuri

Baca: Sejoli Pengedar Sabu dan 1.181 Butir Ekstasi di Denpasar Ini Keberatan Dituntut 14 Tahun Penjara

Hal ini berangkat dari kesadaran bahwa media-media modern audio-visual, terlebih televisi, media online, cenderung lebih menyuguhkan realitas imajiner, dunia rekaan yang seakan-akan lebih nyata dari kenyataan yang sebenarnya.

Tak heran, bila citraan-citraan semu ini ‘mencekam’ sebagian masyarakat dengan aneka peristiwa rekayasa yang manipulatif atau ‘hoax’, dipenuhi sosok-sosok ‘fiktif’ yang tiba-tiba menjadi figur-figur publik, serta hal-hal sebaliknya—di mana tokoh dan pelaku sesungguhnya malah terpinggirkan, tak memperoleh pemberitaan yang adil dan semestinya.

Editing dan framing atau pembingkaian yang (sengaja) tak akurat, membuahkan sederet gambar yang bersifat mimikri dan cenderung mengelabui, mungkin elok dan molek, namun sesungguhnya berlebihan.

Giliran berikutnya, karena tampil berulang secara ritmis dan sugestif, gambar-gambar itu seolah menjelma mantra yang lambat laun ‘menyulap’ penonton—terutama pemirsa televisi, pengguna dunia maya dan gawai—dari sang subyek yang merdeka berubah menjadi obyek yang tersandera.

Tanpa kontrol publik yang berarti, media-media tersebut seringkali terbawa hanyut ke dalam pusaran realitas virtual ciptaannya sendiri, entah karena pertimbangan rating atau perolehan iklan, akhirnya tergelincir menjadi media partisan yang tak jelas juntrungannya.

Baca: Janda 3 Anak Ngaku Masih Perawan Ini Sampaikan Penyesalan dan Minta Keringanan Hukuman

Baca: Tersambar Petir, Vila Seluas 2 are di Pecatu Badung Ludes Dilalap Si Jago Merah

Warih Wisatsana juga menambahkan bahwa ini bukan kali pertama Bentara Budaya Bali menyelenggarakan Workshop Video Art atau kegiatan berbasis multimedia.

Sebelumnya, Bentara Budaya Bali pernah menyelenggarakan Kelas Kreatif Bentara “Workshop Video Mapping” bersama Jonas Sestakresna dan Bimo Dwipoalam (26 November 2017), Kelas Kreatif Bentara “Workshop Video Pendek” bersama kreator Krisna Murti (8-9 Februari 2018), serta dilanjutkan “Workshop Video Art: Rancang Festival dan Komunitas” (11 Maret 2018).

“Melalui program-program yang bersifat kolaboratif dan lintas bidang ini diharapkan dapat mendorong terjadinya perubahan sosial kultural masyarakat menuju kehidupan yang lebih terbuka, sekaligus juga sarana pergaulan sosial untuk membangun kolaborasi kreatif yang mengedepankan nilai-nilai toleransi, solidaritas, dan kemanusiaan melalui capaian karya seni yang unggul,” ungkap Warih Wisatsana.

Lokakarya video art kali ini akan mengetengahkan pembekalan teori, diskusi, praktik pengambilan gambar di sekitar lokasi, hingga penyuntingan video yang diakhiri evaluasi dan pemutaran video hasil peserta workshop. 

Pada acara penutupan, video art karya peserta diputar secara khusus dan diselenggarakan secara terbuka untuk umum, dimaknai pula dengan pertunjukan kolaborasi seni, sastra, teater, dan multimedia oleh sanggar/komunitas setempat, boleh dikata merupakan pra-acara menuju Festival Video Art 2019/2020 di Bentara Budaya Bali.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved