Terungkap, WNA Rusia Beli Anak Orang Utan di Pasar Gelap Hendak Dijual Lagi di Negaranya
Warga Negara Rusia, ZA yang membeli anak orang utan di pasar gelap hendak menjual kembali satwa tersebut di negaranya.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ady Sucipto
“Saat ini dia dalam kondisi baik dan sehat, walaupun mungkin agak sedikit stres karena banyak orang di sini dan belum terbiasa dengan banyak orang di sekitarnya,” ungkap Kepala Balai KSDA Bali, Budhi Kurniawan, Senin (25/3).
Budhi menyampaikan pihaknya segera melakukan tes DNA untuk mengetahui asal orang utan tersebut.
Setelah pulih, anak orangutan itu bakal dilepas kembali ke habitatnya.
"Kami pastikan asal-usul melalui tes DNA, sebab di Indonesia ada dua spesies yaitu di Pulau Sumatera dan Kalimantan," tuturnya.
Tes DNA akan dilakukan di Jakarta karena di Bali tidak memiliki alatnya.
Proses tes DNA akan memakan waktu kurang lebih satu hingga dua bulan.
Ia menambahkan, proses pemulihan anak orang utan tersebut memakan waktu kurang lebih satu hingga tiga bulan.
Selama proses pemulihan, orang utan itu dititipkan di Bali Safari & Marine Park.
"Kami titipkan di Bali Safari karena di sana berhasil breeding, jadi ada orang utan seumuran, minimal ada temannya," imbuh Budhi.
Anggota tim medis Bali Safari, drh. Novita mengatakan, nafsu makan anak orang utan itu makin membaik.
“Sejauh ini sudah tampak aktif. Kita akan lakukan pemeriksaan lagi karena satwa ini dalam fase karantina,” ungkap drh. Novita.
Menurut dia, perut satwa tersebut sudah mengempis. Tidak seperti waktu pertama diserahkan BKSDA Bali ke Bali Safari & Marine Park pada Sabtu 22 Maret 2019.
“Kemarin kan tight (ketat akibat kembung) sekali. Sekarang sudah mulai mengempis. Mukosa mata sudah membaik,” tambahnya.
Novita menjelaskan, fase karantina di Bali Safari & Marine Park kurang lebih 30 hari.
“Kita berusaha menstabilkan kondisi satwa ini terlebih dahulu. Itu yang terpenting saat ini. Umumnya akan stabil sekitar satu minggu,” imbuhnya.