Simpang Ring Banjar
Ogoh-ogoh Kuwera Punia Karma Terbaik di Badung, Kekompakan Kunci Utama Kesuksesan
Dalam memperoleh apa yang diinginkan dan menjadi yang terbaik, ST Bhakti Karya selalu menjaga kekompakan
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Dalam memperoleh apa yang diinginkan dan menjadi yang terbaik, Sekaa Teruna (ST) Bhakti Karya, Banjar Badung Munggu, Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung selalu menjaga kekompakan.
Bahkan kekompakan itu ditunjukkan saat lomba ogoh-ogoh yang digelar Pemkab Badung pada Maret lalu.
Dengan menjaga kekompakan antar anggota, ST Bhakti Karya berhasil meraih juara satu pada lomba ogoh-ogoh 2019 di Kabupaten Badung.
Hal itu disebut-sebut karena adanya kekompakan dan semangat semua anggota sekaa teruna.
Ketua ST Bhakti Karya, Putu Aris Sudana Wiasa mengatakan keberhasilan lomba yang diikuti selama ini adalah merupakan hadiah dari kerja keras dan kekompakan yang dilkukan.
Baca: Parkir Sembarangan, 4 Mobil di Jalan Gajah Mada Denpasar Digembosi
Baca: Indonesia Road to Master World Bartending Championship 2019 at Alaya Resort Ubud
Bahkan pihaknya mengaku mengerakan semua anggota ST untuk ikut berpartisipsi.
"Semua ikut berpartisipasi. Begitu juga Sekaa teruna yang perempuan untuk ikut bantu-bantu," ujarnya.
Nama ogoh-ogoh yang dibikin adalah Kuwera Punia Karma.
Tinggi ogoh-ogoh dari tapak kurang lebih 4,5 meter dan lebar kurang lebih 3,5 meter.
Menurut dia, sinopsis ogoh-ogoh ini menceritakan manusia menjunjung tinggi sifat Dewa.
Apabila sifat itu luntur akan menjadi bhuta kala dan luntur lagi menjadi raksasa.
Baca: Harum dan Gurih Nasi Liwet, Dapur Seuhah Obati Kangen Masakan Khas Bandung
Baca: All New Nissan Livina dan All New Nissan Serena Diluncurkan dan Resmi Mengaspal di Bali
Bhuta berarti kegelapan pikiran, kala adalah kemarahan, dan raksasa adalah sifat yang selalu memaksakan kehendak atau emosi.
Seperti tergambar dalam ogoh-ogoh ini, Dewa Kuwera yang berkendaraan Wilmana, melambangkan dewa dan bhutatala menjadi satu dalam kehidupan manusia.
Bhutakala sebagai powernya dan dewa sebagai pengendalinya.
Kuwera sendiri, adalah sosok raja yang merupakan putra dari Rsi Wisrawah, saudara tiri dari Rahwana.
Kuwera sang penguasa Alengka bergelar Dana Raja, karena sangat dermawan kepada siapapun yang ada di alaman semesta, termasuk manusia.
Baca: Puluhan Hektare Sawah di Kecamatan Dawan Terancam Tidak Produktif
Baca: Percaya Tidak Percaya, 11 Pohon Ini Konon Jadi Tempat Kesukaan Hantu Dari Pocong Sampai Kuntilanak
Seorang pemimpin yang berwibawa, sakti, bijaksana dengan menunggangi Wilmana mampu bersekutu dengan para dewa.
Namun, kedermawanan tersebut memancing kedengkian saudara tirinya yaitu Rahwana dan mampu memprovokasi para raksasa agar menyerang dana raja, dan perang hebat pun terjadi.
Akhirnya dengan jiwa Punia Karma, Kuwera mengalah demi meredam sifat Bhutakala, maka diserahkanlah Alengka beserta seluruh isinya demi kedamaian Alengka.
Hingga kini Kuwera bergelar dewa kekayaan karena selalu memberikan anugerah kekayaan.
Disinggung berapa lama pembuatan ogoh-ogoh “Kuwera Punia Karma”, ia menyatakan pembuatan ogoh-ogoh memakan waktu sekitar dua bulan lamanya.
Seluruh pengerjaan dilakukan lansung oleh muda-mudi yang tergabung dalam ST Bhakti Karya, setiap hari.
Baca: Kamu Sering Iri Melihat Kebahagiaan Seseorang di Media Sosial? Begini Cara Mengatasinya
Baca: SAR Gabungan Australia Indonesia Gelar Simulasi Penyelamatan Korban Kapal Tenggelam di Perairan Bali
Malah tak jarang sampai malam hingga larut pagi. “Kami di sini 102 anggota, semua terlibat dari awal dalam pembuatan ogoh-ogoh,” ungkapnya.
“Semua bahan yang digunakan pun menggunakan bahan ramah lingkungan sesuai dengan kriteria dari panitia penyelenggara. Untuk rangka dari bambu dan kertas koran,” sambungnya.
Biaya pembuatan ogoh-ogoh berkisar Rp 20 juta di luar biaya konsumsi.
Ia juga bersyukur, ogoh-ogoh yang dikerjakan selesai pada waktunya.
Bahkan hingga mendapatkan nilai tertinggi.
Rasa Memiliki dan Menjaga
Dalam meningkatkan raya kebersamaan generasi muda, banjar Badung Munggu, Mengwi, ST Bhakti Karya selalu dilibatkan dalam bidang apapun.
Pasalnya sekaa teruna merupakan ujung tombak banjar Badung Munggu tersebut.
Baca: Bali United Harus Waspada, Tim Negara Tetangga Incar Striker Melvin Platje
Baca: Penyerahan SK CPNS Kota Denpasar Masih Tunggu Rai Mantra Pulang Dinas dari Luar Negeri
Kelian Banjar Badung Munggu, I Made Rai Budakarma mengatakan, pihaknya selalu menjaga kreativitas banjar.
Pasalnya adanya kreativitas pemuda akan meningkatkan kerukunan antar sekaa teruna.
"Kami selalu mensuport dengan apa yang dilakukan generasi muda kami," ujarnya Rai Budakarma.
Apapun kegiatannya yang ada di banjar, ia selalu memberi ruang untuk sekaa teruna.
Hal ini dilakukan agar sekaa teruna mempunyai rasa memiliki dan ikut menjaga apa yang ada terutama tradisi, budaya dari leluhur.
"Seperti sekarang, pelaksanaan piodalan di pura Puseh, seka teruna yang ditugaskan untuk megambel," ujarnya.
Disinggung mengenai ogoh-ogoh pihaknya sangat merasa bangga dengan kekompakan dan prestasi yang diraih generasi mudanya itu.
Bahkan sudah melmbuat nama banjar semakin Baik.
"Kami selalu pantau apa yang dilaksanakan anak muda kami. Mengenai ogoh-ogoh nantinya akan di pajang di museum ogoh-ogoh di Mengwi karena pihak museum yang menawarkannya," ujarnya. (*)