Pencuri Sesari di Pura Dalem Ini Kabur Melewati Semak-semak, Tinggalkan Sepeda Motor

Orang yang diduga pelaku pencurian tersebut langsung mengarahkan sepeda motornya ke arah Pura Dalem dan masuk ke dalam pura.

Tribun Bali/Dwi S
Ilustrasi berkelahi. Seorang pencuri sesari kabur saat diajak ke Bale banjar. Pencuri tersebut tiba-tiba mencekik leher warga yang mengajaknya ke bale banjar dan berusaha merebut sabit yang dibawanya. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Suasana tegang terjadi di Banjar Subilang, Desa Bukian, Payangan, Gianyar, Bali, Rabu (27/3/2019) sore.

Sepeda motor dengan pelat nomor DK 6526 KY yang diduga milik pelaku pencurian sesari, ludes dibakar warga.

Namun demikian, pelaku berhasil kabur melewati semak-semak perkebunan warga.

Hingga Kamis (28/3/2019) sore, pelaku tidak ditemukan, dan pihak kepolisian Polsek Payangan masih mencari keberadaannya.

Dalam peyelidikan polisi, sepeda motor tersebut atas nama seorang warga asal Sukawati.

Namun diketahui motor tersebut telah dijual sejak lama, dengan Samsat terakhir tahun 2014.

Informasi yang dihimpun Tribun Bali kemarin, kasus ini bermula saat I Wayan Saba Wardana (55) asal Banjar Subilang menyabit rumput di barat laut Pura Dalem Desa Pakraman Subilang pada Rabu (27/3/2019) sekitar pukul 15.20 Wita.

Saat dirinya menoleh ke arah timur, ia melihat ada orang yang mengendarai sepeda motor warna biru berhenti di sebelah timur Pura Prajapati sembari tolah-toleh.

Lantaran mencurigakan, Wardana akhirnya mengintai gerak-gerik orang bertubuh gemuk, muka bulat dengan rambut hitam ikal tersebut.

Orang yang diduga pelaku pencurian tersebut langsung mengarahkan sepeda motornya ke arah Pura Dalem dan masuk ke dalam pura.

Ketika keluar pura, orang mencurigakan tersebut mengarahkan sepeda motornya ke arah barat.

Lantaran curiga, Wardana akhirnya menghentikannya sambil menanyakan maksud dan tujuannya masuk ke Pura Dalem.

Dalam percakapannya, pelaku mengaku dari Payangan, dan saat itu tengah mencari umpan untuk memancing.

Saat dimintai KTP, pelaku mengatakan tak membawa.

Karena dianggap masih mencurigakan, Wardana akhirnya mengajak pelaku ke bale banjar.

Di tengah perjalanan, Wardana bertemu warga lainnya, I Komang Muliawan (33).

Bersama Muliawan, Wardana berniat mengajak pelaku ke bale banjar.

Namun di tengah perjalanan, pelaku tiba-tiba mencekik leher Wardana dan berusaha merebut sabit yang dibawanya.

Saat itu, Wardana sempat melakukan perlawanan dengan menyeret pelaku.

Tak berselang lama, pelaku akhirnya memilih kabur ke semak-semak.

Mendapati kondisi demikian, Wardana akhirnya berteriak memberitahu masyarakat bahwa telah ada pencurian.

Tak berselang lama, masyarakat mulai berdatangan untuk menangkap pelaku.

Namun pelaku tidak ditemukan.

Dalam pencarian, warga menemukan sepeda motor yang dikendarai pelaku.

Tanpa komando, wargapun membakar motor tersebut.

Sekitar pukul 16.30 Wita, unit buru sergap (buser) Polres Gianyar dan Polsek Payangan, yang dipimpin langsung Kapolsek Payangan, AKP Gede Sudwiatmaja, tiba di lokasi.

Mereka melakukan penyisiran dan pencarian bersama warga.

Dalam pencarian itu, aparat dan warga menemukan sejumlah uang terbungkus plastik di tegalan warga.

Sementara pelaku tidak ditemukan.

Sempat Ambil Sesari

Prajuru Desa Pakraman Subilang, I Wayan Sudiarta mengatakan, maling tersebut sempat masuk ke dalam Pura Dalem, dan mengambil uang sesari yang berada di dalam pura.

Menurut Sudiarta, uang tersebut berjumlah Rp 898 ribu.

Namun diduga karena situasinya mendesak akibat dikejar masyarakat, uang hasil curian yang telah dimasukkan di dalam tas, akhirnya uang dan tas dibuang di kawasan dekat sebuah sekolah TK setempat.

“Sane ical, wantah jinah sesari, kirang langkung Rp 898 ribu (Yang hilang, uang sesari sekitar Rp 898 ribu). Itupun uang sudah disimpan di tas malingya itu, lalu dibuang lagi uang itu. Kemungkinan saat itu dia terdesak. Uang dibuang di dekat sekolah TK. Sampai saat ini, belum ada informasi dari kepolisian apakah malingnya sudah ditangkap,” ujar Wayan Sudiarta saat dikonfirmasi tadi malam.

Menurut dia, kasus ini menjadi pelajaran berharga bagi krama Desa Pakraman Subilang.

Bersama aparat kepolisian dari Polsek Payangan, para pecalang kini lebih mengitensifkan patroli.

Namun krama adat setempat tak melakukan pekemitan, lantaran mempercayakan sepenuhnya keamanan desa pakraman pada pecalang.

“Sebenarnya, patroli oleh pecalang rutin dilakukan. Namun dengan kejadian ini, patroli akan lebih diperketat lagi,” ujarnya.

Kamis kemarin, kata Sudiarta, Desa Pakraman Subilang tengah menggelar prosisi penyineban piodalan di salah satu pura setempat.

Di sela-sela proses, pihaknya telah menyampaikan pada krama, supaya ikut menyebarkan ciri-ciri pelaku.

Adapun ciri-ciri pelaku, berbadan gemuk, tinggi sekitar 172 centimeter, rambut hitam ikal, dan muka bulat.

Pihakya juga meminta masyarakat, jika melihat orang mencurigakan supaya melaporkan ke pecalang atau pihak kepolisian.

“Dengan kejadian ini, yang jelas tadi saya sudah sampaikan pada krama. Saya informasikan, kita harus waspada, biar kedepannya tak terulang lagi. Jika melihat orang yang mencurigakan, diharapkan melapor ke pecalang atau kepolisian,” tandasnya.

Sementara itu, Kapolsek Payangan, AKP Gede Sudwiatmaja saat dikonfirmasi, Kamis (28/3/2019) mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini.

Dalam penyelidikan terhadap motor yang dibakar warga, kata dia, diketahui motor itu atas nama warga Sukawati.

Namun warga tersebut mengatakan motor ini telah dijual sejak lama.

“Motor itu milik warga Sukawati, yang telah menjual motor itu sejak lama. Jadi, tidak ada hubungannya dengan dugaan pencurian ini. Kami masih menyelidiki pemilik terakhir motor ini. Astungkara, secepatnya pelaku bisa kita amankan,” ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved