Serba Serbi

Bali Aga Benteng Tertutup Sekaligus Terbuka untuk Kebudayaan Bali

Dalam buku ini dibahas mengenai keberadaan masyarakat Bali Aga atau Bali mula dengan tradisinya yang unik

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Rizal Fanany
(Ilustrasi. Foto tidak terkait berita) Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Jagatnatha, Denpasar, Rabu (26/12/2018). Hari Raya Galungan merupakan hari kemenangan kebenaran (dharma) atas kejahatan (adharma) yang dirayakan setiap enam bulan sekali dengan melakukan persembahyangan di tiap-tiap pura. 

"Ini penelitiannya seru. Sebagai orang Bali kita jadi lebih mengenal Bali Aga dengan membaca buku ini," katanya.

Menurut Darma Putra, Desa Bali dianggap sebagai benteng tertutup yang bisa mempertahankan tradisi yang adiluhung, namun di sisi lain merupakan benteng terbuka dikarenakan perkembangan zaman dan tak bisa membendung orang bodoh jadi pemimpin.

Darma Putra menyampaikan beberapa kelemahan dalam buku ini yakni bahasa khas Bali Aga belum diulas.

Selain itu, hanya membahas tentang olahan untuk upacara namun belum membahas tentang makanan warga Bali Aga sehari-hari.

Pekerjaan masyarakat juga belum dibahas.

"Kerjanya upacara, apakah mereka tidak bekerja? Mereka perlu uang logistik untuk upacara, apa pekerjaan profesionalnya. Itu belum dibahas dalam buku ini," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved