Pemilu 2019
Imbauan Kapolda Bali Jelang Pemilu 2019, "Deklarasi Kemenangan Tunggu Penghitungan Resmi KPU"
Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengimbau kepada kedua kubu pendukung yakni 01 maupun 02 agar tidak saling mendeklair kemenangan
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Menjelang hari pencoblosan yang akan dilakukan pada Rabu (17/4/2019), Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose mengimbau kepada kedua kubu pendukung yakni 01 maupun 02 agar tidak saling mendeklair kemenangan.
"Tidak boleh ada perayaan pemenang oleh salah satu kontestan, baik misalnya dari 01 maupun 02 untuk mendeklair. Kami tidak izinkan," kata Kapolda usai mengikuti rapat teleconference di Mapolda Bali, Senin (15/3/2019).
Pihaknya mengaku akan bertindak tegas bilamana ada yang melakukan hal tersebut.
Ia meminta kepada seluruh kontestan untuk menunggu hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum.
"Saya melanjutkan perintah Bapak Kapolri, tidak ada perayaan dari kontestan tertentu dan kami tidak akan memberikan izin karena ini untuk menjaga hal-hal yang tidak kita inginkan," jelasnya.
Bentuk acara deklarasi kemenangan yang tidak diizinkan yakni dalam bentuk konvoi dan syukuran.
Ia juga sudah meminta Gubernur Bali Wayan Koster yang juga menjabat sebagai ketua partai untuk tidak melakukan hal tersebut pada waktu rapat teleconference berlangsung.
Baca: Kisah Siswa SMPN 2 Loksado Ikuti UNBK, Sinyal Lemah hingga Sewa Rumah Rame-rame
Baca: Video Serangga Raksasa Makan Bangkai Buaya di Dasar Laut Teluk Meksiko
Rapat teleconference itu, dijelaskan oleh Golose, dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkopolhukam) yang dihadiri oleh Kapolri dan Panglima TNI.
Selain itu juga dihadiri oleh seluruh stakeholder lain seperti Menkominfo, Badan Sandi Negara, Badan Intelejen Negara dan sebagainya.
Hasil dari rapat tersebut tentu akan dilaksanakan sesuai dengan wilayah masing-masing.
Menurutnya, terdapat hal yang paling ditekankan yakni pada waktu pukul 13.00 ketika waktu penghitungan surat suara apabila masih ada masyarakat yang masih mengantre atau terdaftar di TPS, maka diberikan kesempatan untuk melakukan pemilihan.
"Saya rasa semua kita bisa ikutin," kata dia.
Ia bersama Pangdam IX/Udayana mengaku menjamin keamanan di Bali selama pelaksanaan pesta demokrasi berlangsung.
Meski saat ini pihaknya telah menandai ada beberapa TPS yang sangat rawan.
Dijelaskan pula bahwa maksud rawan ini bukanlah rawan seperti daerah lain, akan tetapi karena alasan geografis dan karena ada masyarakat yang heterogen di daerah tersebut.
Baca: Muncul Bercak Putih di Tenggorokan karena Infeksi Jamur hingga Virus, Ini yang Harus Kamu Lakukan
Baca: Kenapa Kuku Tangan Lebih Cepat Tumbuh Dibanding Kuku Kaki? Ini Penjelasan Ilmiahnya
Dengan adanya pasukan intelejen dan babinkamtibmas, sampai saat ini tidak ada tempat yang dalam kategori rawan tersebut yang menunjukkan hal di luar keamanan.
"Dan saya akan melakukan pemantauan pada hari H sampai malam hari hingga jumlah DPT dan DPTB itu dihitung. Itu kita tetap akan melakukan pemantauan," jelasnya.
Sampai saat ini, guna pengamanan di wilayah Bali, Polda Bali telah mengirimkan pasukan sebanyak 1.600 orang dan besok mereka sudah masuk di TPS masing-masing.
Setelah selesai di TPS, pasukan ini nantinya akan langsung bergerak ke tingkat kecamatan.
Sementara itu, Panglima Kodam IX/Udayana, Mayor Jenderal TNI Benny Susanto mengatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti apa yang menjadi arahan dari pimpinan pusat.
Ditegaskan bahwa perayaan deklarasi kemenangan untuk ditunda terlebih dahulu sembari menunggu pihak yang berwenang dalam hal ini KPU.
TNI, kata dia, mengingatkan untuk menyiapkan tenaga pengamanan guna mem-back up jajaran Polri agar disiagakan secara penuh.
"Jadi kita sudah mulai tanggal 13, jajaran saya sudah berada di daerah-daerah tertentu yang perlu penebalan, sudah kami kirimkan pasukan. Ini yang sudah kita siapkan semua," kata dia.
Ditegaskan olehnya bahwa Bali saat ini masih aman. (*)