MoU Kerja Sama Pemkot dengan Tiga Negara Masih Akan Didiskusikan dengan Kemendagri

Kerja sama Sister City Denpasar dengan tiga kota luar negeri sudah disetujui oleh DPRD Kota Denpasar

Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Putu Supartika
Patung Catur Muka, ikon Kota Denpasar, Rabu (27/2/2019). Pemkot akan belajar membuat story dan merawat situs termasuk Catur Muka Denpasar dan situs lainnya dari Kota Gyeongju, Korea Selatan. 

Berkaca dari hal itu, Pemkot akan belajar membuat story dan merawat situs termasuk Catur Muka Denpasar dan situs lainnya.

Ada juga bentuk promosi pariwisata dengan menggandeng pengusaha pariwisata untuk melakukan transaksi bisnis to bisnis.

Sementara untuk pembiayaan promosi akan dibebankan pada industri pariwisata yang ikut promosi, baik hotel maupun travel.

"Intinya kita menjual apa sih yang ada di Denpasar dan memperkenalkan potenai Kota Denpasar, karena sepertinya selama ini Denpasar hanya dilewati saja walaupun ada yang menginap di Sanur. Apalagi Pasar Badung sudah selesai dan di sana akan kita kenalkan keragaman pasar tradisional," katanya.

Sementara kerja sama antara Denpasar dengan Mosselbay terkait ekonomi kreatif dan pengetahuan maupun teknologi.

"Kami akan promosi pariwisata untuk meningkatkan kunjungan pariwisata dari Afrika Selatan. Kami akan tawarkan hal apa yang ada di Denpasar," katanya.

Baca: Fakta-fakta Kebakaran Katedral Notre Dame, dari Kronologi hingga Upaya Pembangunan Kembali

Baca: Longsor Tutupi Jalur ke Petang, Dalam Sehari Ada Dua Titik Longsor

Sementara dengan Perth, Denpasar akan melaksanakan kerja sama di bidang industri kreatif di luar sektor pariwisata, dimana Denpasar akan belajar tentang industri kreatif di sana.

Dezire mengatakan, Denpasar saat ini memiliki 230 industri kreatif termasuk yang dipegang oleh perguruan tinggi.

Pihaknya akan melibatkan perguruan tinggi tersebut untuk membangun startup.

"Kita perlu menumbuhkan industri kreatif di luar pariwisata. Di Perth itu, yang awalnya di sana bergantung pada pertambangan, kini sudah tidak beroperasi, namun kotanya maju karena industri kreatif. Dari sana kita akan belajar mengembangkan industri kreatif, belajar startup baru, jenis sektor kreatif apa saja yang ada dan bagaimana caranya, dia punya itu," kata Dezire.

Apalagi berkaca dengan keadaan pariwisata saat Gunung Agung erupsi yang kocar-kacir.

Ia menambahkan, saat ini sudah ada 264 startup bidang IT di Denpasar, dengan omset mencapai Rp 64 miliar, dan ingin ditingkatkan lagi.

Selain itu, dengan kerja sama ini kunjungan wisatawan Australia bukan hanya wisatawan biasa tapi dengan minat khusus dalam pariwisata dan industri kreatif. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved