Gunung Agung Terkini
Hujan Abu Akibat Erupsi Gunung Agung Dirasakan Hingga Denpasar, Begini Situasi di CFD Renon Pagi Ini
Paparan abu vulkanik juga dirasakan oleh masyarakat Denpasar dalam kegiatan rutin Car Free Day (CFD) Lapangan Puputan Renon
Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Tinggi kolom abu pekat, terpantau mencapai 2000 meter di atas puncak ke arah Barat Daya.
Hujan abu vulkanik cukup deras pun terpantau di Denpasar, Gianyar, hingga ke Klungkung.
Baca: Hujan Abu Terjadi di Sebagian Wilayah Bali, Operasional Bandara Ngurah Rai Berjalan Normal
Baca: Jarang Diketahui! Ini Sederet Piramida Tertua Kota Kuno Suku Maya dan Misteri-misteri di Baliknya
Paparan abu cukup tebal terpantau oleh warga di seputaran lingkungan Kemuning, Semarapura sekitar pukul 05.00 Wita.
Abu vulkanik jelas tampak menempel di kendaraan dan dedaunan.
Paparan abu vulkanik yang cukup tebal seperti saat ini, terakhir terjadi di Klungkung saat massa krisis Gunung Agung di akhir tahun 2017 silam.

"Hujan abunya cukup tebal. Seperti awal-awal letusan Gunung Agung tahun 2017 lalu," ungkap Putu Mirayanti, warga Kota Semarapura.
Laporan paparan hujan abu juga terpantau hingga wilayah Banjarangkan.
Sementara, hingga saat ini aktivitas vulkanik Gunung Agung masih berstatus level III (Siaga).
Letusan (21/4/2019), terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi ± 2 menit 55 detik.
Baca: Tak Mau Dicap Matre karena Nikahi Janda Kaya Raya, Ajun Prawira Siapkan Surat Perjanjian Pranikah
Baca: Meriahkan Hari Raya Paskah, Manajemen Bandara Ngurah Rai Hadirkan Easter Egg Emote
Letusan dengan itensitas kecil pun, masih kemungkinan terjadi sewaktu-waktu.
Sehingga PVMBG masih mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya, yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data ppengamatan Gunung Agung.
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan, dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
(ana/mit)