Pemkot Denpasar Akan Bentuk Tim Taboo, Satgas dan Aplikasi Anti Hoax

Pemerintah Kota Denpasar kini tengah bersiap menggodok pembentukan satgas baru guna menanggulangi dampak negatif dari perkembangan teknologi

Penulis: eurazmy | Editor: Irma Budiarti
Net
Ilustrasi. Pemkot Denpasar Akan Bentuk Tim Taboo, Satgas dan Aplikasi Anti Hoax 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Pemerintah Kota Denpasar kini tengah bersiap menggodok pembentukan satuan tugas (satgas) baru guna menanggulangi dampak negatif dari perkembangan teknologi informasi.

Melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Satgas yang akan dibentuk ini bernama Taboo (Tangkal dan Analisa Berita Bohong).

Satgas ini nantinya bertugas memantau dan membantu masyarakat dalam memverifikasi berita dan informasi yang mereka peroleh.

Kepala Bidang Komunikasi dan Informasi Publik Diskominfo Denpasar, Gde Wirakusuma Wahyudi mengatakan, satgas ini nantinya juga ditunjang dengan sebuah aplikasi sederhana yang memantau dan mendeteksi keberadaan konten dan akun-akun di dunia maya.

Sementara, untuk skup pengawasan Taboo sendiri bersifat luas, tidak hanya berkisar soal mendeteksi konten-konten radikal maupun penyebar hoax.

Sifatnya nanti, jelas Wira lebih pada memacu tingkat literasi media masyarakat agar lebih bijak dan berhati-hati saat menerima informasi.

Baca: Divonis 14 Tahun dan 15 Tahun Penjara, Dua Pengedar Sabu & Ekstasi Lintas Pulau Menerima

Baca: Hakim Tolak Eksepsi Suyadi, Sidang Korupsi Pengadaan 4 Unit Kapal Inka Mina DKP Bali Dilanjutkan

Sehingga, perilaku negatif di media sosial yang berpotensi merusak ketenteraman masyarakat, khususnya di Bali bisa diredam.

''Lebih pada edukasi pada masyarakat untuk melakukan check & re-check terlebih dahulu sebelum menyebarluaskan informasi. Saring sebelum sharing,'' jelasnya kepada Tribun Bali, Sabtu (11/5/2019).

Secara teknis, terang Wira, Satgas Taboo nantinya memang lebih berbasis pada website.

Disana sejumlah data-data akan terdeteksi dan diverifikasi.

''Kita memantau berdasarkan laporan masyarakat. Baik isu nasional yang beredar di Bali maupun murni isu lokal,'' terangnya.

Dalam template aplikasi Taboo, nantinya masyarakat bisa mengakses hasil verifikasi secara langsung. Hasil verifikasi informasi seluruhnya akan diposting di beranda laman dan warga bisa mengecek sumber informasi hoax ini secara mandiri.

''Kami membantu dalam verifikasi terutama. Masyarakat juga bisa melaporkan isu atau konten yang mereka ragukan melalui aplikasi ini,'' ujarnya.

Kendati demikian, hingga saat ini belum ada temuan konten maupun akun berpotensi mengandung ideologi radikal.

Baca: Meski Bercerai Sosok Ray Sahetapy Tetap Setia Mengingat Hari Ultah Dewi Yull, Beri Ucapan Begini

Baca: Misi Solskjaer Adalah Melahirkan Pemain Bintang dari Manchester United

Sebelumnya, konten berita hoax pernah dijumpai pada skala lokal di Bali, seperti isu tentang cokelat mermaid dan isu Jokowi menjadi presiden DK PBB.

Berangkat dari hal itu, aplikasi ini nantinya juga bersifat skala nasional karena akan terintegrasi dengan aplikasi nasional yang dikembangkan Kementerian Kominfo.

Dengan begitu, database informasi hoax akan semakin banyak.

''Kalau aplikasi milik kita masih dalam tahap pengembangan perangkat. Ini masih awal sekali, masih banyak yang harus dibenahi. Jadi memang kita belum ada data,'' tukasnya.

Terpisah, Kepala Diskominfo Kota Denpasar, I Dewa Made Agung menambahkan, pembentukan satgas anti hoax ini mengingat transformasi hoax dewasa ini yang begitu cepat. '

''Sehingga sangat sulit dibedakan karena bentuknya juga makin canggih. Beda dengan zaman dulu yang mudah dikenali. Saat ini hoax diramu dengan fakta sehingga bisa diterima sebagai fakta oleh masyarakat,'' jelasnya.

Baca: Yabes Tanuri Tegaskan Tetap Percaya pada Pemain Usia Diatas 30 Tahun

Baca: Proyek Dermaga Danau Beratan Masuk Tahap II, Anggarkan Rp 4,9 Miliar, Saat Ini Sedang Proses Lelang

Terlebih, saat ini masyarakat dimudahkan oleh teknologi informasi serba instan tanpa diiringi kemauan check dan re-check memastikan kevalidan suatu informasi.

''Yang diutamakan kecepatan berbagi dan keinginan menjadi yang paling pertama dalam membagi (share) informasi. Inilah yang membuat hoax tumbuh subur,'' katanya.

Ia menjelaskan terkait progres pembangunan aplikasi ini masih dalam tahap prematur.

Saat ini tim sedang mengembangkan data analitik.

''Kalau untuk proses verifikasi data hoax sudah bisa,'' timpalnya.

Lebih lanjut, dalam waktu dekat pihaknya akan memperkenalkan aplikasi Taboo secara resmi kepada publik pada tanggal 20 Mei 2-19 2019 mendatang, sekaligus memperingati Hari Kebangkitan Nasional sebagai penanda momen kebangkitan melawan hoax. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved