Produktif di dalam Lapas Perempuan Denpasar, Ratna Dewi dan WBP Lainnya Hasilkan Handicraf Rajut

Ratna Dewi memamerkan dan menawarkan handicraft rajut hasil karyanya dan hasil WBP lainnya kepada Bintang Puspayoga dan jajarannya.

Penulis: Noviana Windri | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Noviana Windri Rahmawati
Ratna Dewi tengah menawarkan handicraft rajut karya WBP Lapas Perempuan Denpasar kepada para pengunjung Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, Bali, Senin (13/5/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Bali, Noviana Windri Rahmawati

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Istri pertama almarhum Jro Jangol, Ni Luh Ratna Dewi yang divonis 12 tahun kurungan penjara kasus narkotika saat ini tengah mendekam di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Bali.

Saat kunjungan istri Menteri Koperasi dan UKM, Bintang Puspayoga di Lapas Perempuan Klas IIA Denpasar, Kerobokan, Badung, Bali, Senin (13/5/2019), Ratwa Dewi dengan riasan cantik, unjuk kebolehan dengan menari Sekar Jepun menyambut kedatangan istri Menteri Koperasi dan UKM tersebut.

Setelah acara selesai, Ratna Dewi memamerkan dan menawarkan handicraft rajut hasil karyanya dan hasil WBP lainnya kepada Bintang Puspayoga dan jajarannya.

Kepada Tribun Bali, ia menceritakan kesehariannya selama di dalam lembaga pemasyarakatan.

Baca: Ini Perkembangan Terbaru Kasus Pembunuhan Kasir Sebuah Minimarket Vera Oktaria

Baca: Pengurus DPC FPPI Kota Denpasar Masa Bakti 2019-2024 Dilantik, Ini Tiga Proker yang Paling Menonjol

"Dari pagi kita buka blok, kita ikut apel, setelah itu kita ada nyadong atau makan bersama, setelah itu acaranya bebas,"

"Banyak kegiatan di sini. Yang bisa nari mereka dilatih menari. Hindu ada dharma wacana juga. Yang suka merajut ya merajut, dan banyak kegiatan yg kita dapatkan di sini," ungkapnya.

Dijelaskannya, selama berada di dalam lapas, ia tidak pernah diam dan selalu mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada.

Ketika waktu senggang, ia isi kegiatan salah satunya dengan merajut.

Diakuinya, untuk menghasilkan sebuah rajutan berukuran panjang, ia hanya memerlukan waktu selama 2 hingga 3 hari.

"Tergantung ukuran. Kalau yang syal, taplak meja seperti ini bisa 2 sampai 3 hari. Tidak lama pengerjaannya. Kita jam 5 sore sudah masuk blok. Kalau malam kan tidak ada kegiatan. Dari pada nganggur jadi diisi dengan kegiatan merajut," tambahnya.

Baca: UPDATE Pilpres 2019, Inilah 9 Provinsi yang Dikuasai Pasangan Prablowo-Sandi

Baca: Terungkap, Wanita Tewas Tanpa Busana di Apartemen Dihabisi Teman Kencannya, Kenal Via Aplikasi Ini

Benang rajut yang didapat dikatakannya didapat dari sumbangan Australia.

"Kesehariannya saya jarang diem. Termasuk hasil rajutan yang dipamerkan kali ini. Banyak hal positif yang saya dapatkan di sini. Ini adalah hasil dari kami selama di dalam lapas," tambahnya.

Handicraft yang diberi label "Hand Made With Love From Denpasar Women's Prison" ini dibuat berbagai jenis dan dijual dengan harga bervariasi.

Mulai dari tas, sepatu bayi, dompet gantungan vas bunga, syal, taplak meja dan masih banyak lagi.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved