Mengenal Gunung Api Termuda di Dunia, Gunung Paricutin yang Tumbuh di Ladang Jagung

Mengenal Gunung Api Termuda di Dunia, Gunung Paricutin yang Tumbuh di Ladang Jagung

Editor: Irma Budiarti
Shutterstock via Kompas.com
Gunung Api Paricutin, Meksiko yang tumbuh di ladang jagung. Mengenal Gunung Api Termuda di Dunia, Gunung Paricutin yang Tumbuh di Ladang Jagung 

Mengenal Gunung Api Termuda di Dunia, Gunung Paricutin yang Tumbuh di Ladang Jagung

TRIBUN-BALI.COM - Mengenal Gunung Api Termuda di Dunia, Gunung Paricutin yang Tumbuh di Ladang Jagung

Kebanyakan gunung api di seluruh dunia terbentuk pada masa lampau.

Gunung Merapi menjadi contohnya di Indonesia, yang tercipta sekitar 700.000 tahun yang lalu.

Namun, ada pula gunung api yang tercipta belum begitu lama.

Gunung api itu adalah Paricutin yang berada di Negara Bagian Michoacan, Meksiko.

Usia Gunung Paricutin bahkan belum mencapai 100 tahun karena baru terbentuk pada tahun 1943.

Fenomena itu menjadikan Gunung Paricutin sebagai gunung api termuda di dunia.

Gunung setinggi 424 meter ini juga menjadi fenomena alam unik di mana proses terbentuknya gunung api bisa disaksikan langsung.

Gunung Api Paricutin berjarak sekitar 461 kilometer dari Mexico City dengan waktu tempuh kurang-lebih tujuh jam.

Kota terdekat dari gunung ini adalah Angahuan.

Tumbuh di ladang jagung Sebelum tanggal 20 Februari 1943, Gunung Paricutin belum ada.

Paricutin masih merupakan nama sebuah desa.

Baca: Pesan Mati Satu Tumbuh Seribu dari Geng Motor, Ancam buat Keributan di Jabodetabek

Baca: Menghabiskan Akhir Pekan di Banyuwangi, Yusuf Mansur Borong Kopi hingga Batik Banyuwangi

Namun, berminggu-minggu sebelum tanggal itu, penduduk desa telah merasakan getaran dan gemuruh dari dalam bumi. Dilansir dari Amusingplanet, pada tanggal 20 Februari 1943 seorang petani bernama Dionisio Pulido bersama istrinya, Paula sedang membakar semak di ladang jagung mereka.

Saat itulah mereka melihat gundukan tanah dengan retakan celah sekitar dua meter.

Asap yang mengepul disertai suara mendesis muncul dari celah itu.

Mereka juga mencium bau belerang yang seperti telur busuk.

Gunung Api Paricutin, Meksiko yang tumbuh di ladang jagung.
Gunung Api Paricutin, Meksiko yang tumbuh di ladang jagung. (Shutterstock via Kompas.com)

Petani itu ketakutan dan segera melarikan diri.

Mereka tidak tahu jika yang dilihatnya adalah proses kelahiran gunung api.

Keesokan harinya saat fajar, Dionisio bersama beberapa warga desa mengecek fenomena aneh itu.

Ternyata gundukan itu telah tumbuh dengan asap dan batu yang terlontar ke langit.

Beberapa hari kemudian, gundukan itu sudah setinggi 50 meter.

Dalam waktu seminggu, gunung itu sudah tumbuh sekitar 100 meter.

Baca: Yusuf Mansur Isi Peringatan Nuzulul Quran di Pendopo Banyuwangi

Baca: Keseruan Warga Biaung Mengikuti Kegiatan Menuju Banjar Digital Bersama Honda’

Lava pun mulai mengalir di wilayah sekitarnya.

Pada Bulan Maret, letusan semakin kuat dengan kolom asap mencapai beberapa kilometer.

Gunung itu meletus secara intensif di tahun pertamanya.

Hal itu membuat masyarakat sekitarnya di Desa Paricutin dan San Juan Parangaricutiro tak lagi aman untuk tetap tinggal dan harus dievakuasi.

Hancurkan dua desa

Pada bulan Agustus 1944 sebagian besar dua desa tersebut telah dipenuhi lava dan abu.

Namun, tidak ada yang tewas akibat lava dan abu karena evakuasi berjalan tepat waktu.

Meski demikian, dilaporkan tiga orang tewas terkena petir yang terkait dengan letusan.

Sembilan tahun berikutnya, gunung api ini terus meletus dengan didominasi letusan lava yang relatif tenang, namun mampu menghanguskan sekitar 25 kilometer persegi area sekitarnya.

Reruntuhan desa saat terbentuknya Gunung Api Paricutin di Meksiko.
Reruntuhan desa saat terbentuknya Gunung Api Paricutin di Meksiko. (Shutterstock via Kompas.com)

Tahun 1952, letusan Gunung Paricutin berhenti.

Diyakini Paricutin merupakan gunung api monegenetik.

Itu berarti ia tidak akan meletus lagi atau menjadi gunung api mati.

Kini kawasan desa yang terkubur oleh aliran lava menjadi obyek wisata yang menarik.

Reruntuhan desa itu tidak sepenuhnya hancur ditelan lava.

Bagian gunung, yakni Cinder Cone dan gereja yang setengah terkubur menjadi populer di kalangan wisatawan.(Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mengenal Gunung Api Paricutin yang Tumbuh di Ladang Jagung

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved