Anda Jarang Tersenyum Saat Menghadapi Anak? Begini Dampaknya Terhadap Perkembangannya
Ekspresi sederhana seperti senyum dari orangtua ternyata bisa berdampak terhadap masa depan anak
"Kalau berteman, misalnya, dia mungkin sangat tertutup atau membuat kerusuhan di lingkungannya."
"Kalau menikah, pernikahan bisa jadi sulit dan menularkan ketidakbahagiaan itu pada anaknya, akhirnya menjadi masalah besar," ucap Nina.
Meski begitu, bukan berarti orangtua harus tersenyum setiap saat kepada anak. Orangtua hanya perlu menempatkan diri, kapan tersenyum yang tepat pada anak.
"Yang juga penting adalah menunjukkan ekspresi yang tepat."
"Kalau lagi marah ya jangan senyum, sebaliknya kalau memuji ya senyum tapi tidak usah terus-terusan senyum," kata dia.
Orang dewasa terkadang memiliki waktu-waktu di mana mereka tak ingin tersenyum. Misalnya, ketika menghadapi masalah di tempat kerja.
Emosi tersebut kadang terbawa hingga ke rumah dan dirasakan oleh anak. Padahal, anak seringkali merasa rindu pada orangtuanya karena seharian tidak bertemu, dan membutuhkan sambutan hangat orangtuanya. Kondisi ini bisa diatasi dengan membangun mood.
Siapkan strategi yang berlaku bagi diri sendiri. Misalnya, mendengarkan musik tertentu atau makan makanan kesukaan sepulang kerja untuk kembali menetralisasi perasaan.
"Jadi saat pulang, mood sudah terbangun dan sampai rumah jadinya happy," kata Nina.
Sementara, bagi orangtua yang seharian bersama anak, sediakanlah waktu khusus untuk bermain bersama anak. Tak perlu terlalu lama, waktu sekitar 15 sudah cukup.
"Saat main-main itu buatlah suasana yang seru, ajak anak ketawa-tawa. Di situ kita membangun hubungan yang dekat dengan anak," ujar dia. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Jarang Tersenyum, Berdampak Negatif pada Anak"