Hand Tapping Tattoo Masih Jadi Favorit, Diburu Pencinta Tato Dalam Helatan Bali Tatto Expo 2019
Dalam helatan bergengsi pencinta seni rajah tubuh ini juga menampilkan para seniman tato tradisional alias dikerjakan secara manual tanpa mesin
Penulis: eurazmy | Editor: Irma Budiarti
Hand Tapping Tattoo Masih Jadi Favorit, Diburu Pencinta Tato Dalam Helatan Bali Tatto Expo 2019
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ada yang unik pada helatan Bali Tatto Expo 2019 di Bali Creative Industry Center, Denpasar, Minggu (25/5/2019).
Lain daripada yang lain, dalam helatan bergengsi pencinta seni rajah tubuh ini juga menampilkan para seniman tato tradisional alias dikerjakan secara manual tanpa mesin.
Hendra, seorang artis tato tradisional dari Folk Space Tatto tengah menatah lengan pengunjung.
Teknik ini dikenal dengan istilah hand tapping.
Hand tapping diakui memang membutuhkan waktu agak lebih lama daripada menggunakan mesin.

''Terlebih kalau motif gambar yang rumit. Ini tadi saja sudah dapet 2 jam, belum tahu selesai kapan, ya sekitar 2 jam lagi,'' ujarnya sembari melanjutkan merajah.
Tak hanya Hendra, ada juga 4 artis tato tradisional lain yang memeriahkan helatan ini ada juga dari Cap Bagong Tattu dan Pantak Tatto.
Rata-rata para artis ini datang dari Borneo, Kalimantan.
''Karena memang seni tato rajah ini kan sudah ada di nusantara sejak dulu. Udah jadi tradisi disana,'' ungkap seorang scratcher di Cap Bagong Tattu, Henu.
Baca: Pengerjaan Dimulai Mei Mendatang, GOR Debes Diharapkan Bisa Digunakan Porprov Bali 2019
Baca: Penampilannya yang Lusuh Dicurigai Satpam, Tak Disangka Pengemis Ini Malah Beli Cash Ponsel Baru
Hingga saat ini sudah ada belasan peminat tato tradisional di Bali Tatto Expo yang digelar selama tiga hari ini.
Selama helatan ini digelar, motif tato bunga terung tetap paling diminati, terlebih pada Cap Bagong Tattu.
Kendati begitu, aku dia, peminat tato tradisional untuk kalangan lokal masih rendah, padahal secara teknis sama saja.
''Baik dari segi teknis ataupun kualitas sama saja. Bahkan masa penyembuhan lebih cepat,'' katanya.

Ketua Penyelenggara, Bagus Ferry mengatakan antusiasme pengunjung kali ini lebih besar dari tahun lalu.
Selama dua hari berlangsung, tercatat sudah ada sekitar 2-3 ribu pengunjung.
Ini membuktikan bahwa industri tato di Bali mengalami perkembangan signifikan, terutama di kawasan Canggu.
"Sudah satu tahun terakhir ini semakin banyak bermunculan studio tato di kawasan Canggu," katanya.
Baca: Pasca Pemilu & Jelang Mudik, Aparat TNI-Polri dan Satpol PP Razia di Gilimanuk dan Padangbai
Baca: Izin Keamanan Tak Keluar Jadwal Persija Jakarta vs Bali United Resmi Diubah, Bali Jadi Tuan Rumah
Tahun 2019 ini, Bali Tatto Expo dimeriahkan 149 stan yang akan diisi oleh para seniman tato dari Bali, luar Bali dan luar negeri.
"Bedanya, tahun ini peserta dari luar negeri bertambah lebih banyak dibanding tahun sebelumnya," ujarnya.
Seniman yang hadir beragam mulai dari Semarang, Jakarta, Bandung, Manado, Malaysia, juga Spanyol, Australia, Cina, Nepal, Singapura, Korea, Swis, Prancis, Russia, India, Taiwan, dan Vietnam.
Selama expo, setiap hari panitia menggelar kontes dengan beragam kategori.

Kontes dalam expo ini tidak bersifat wajib untuk diikuti oleh peserta.
Pada hari pertama, kategori gaya dilombakan oriental, American traditional/neotrad, tribal, ornamental, dan realis.
Kategori tematik dikonteskan pada hari kedua yakni flora, fauna, film, dan sport.
Pada hari terakhir adalah kategori by size yaitu small color/black-gray, dan large color/black-gray.
Di hari terakhir juga akan digelar tatto show, dimana para kolektor tato bisa berkompetisi dengan sesama kolektor. (*)