Trump, Google dan Microsoft Blacklist Huawei, Ini Dampaknya untuk Smartphone dan Tabletnya

Setelah Trump memblokir Huawei dari pasar, raksasa teknologi AS lainnya seperti Microsoft dan Google pun turut menjauhkan diri

(ANDREW CABALLERO-REYNOLDS / AFP )
Presiden AS, Donald Trump. 

TRIBUN-BALI.COM, NEW YORK - Pemblokiran Huawei merupakan imbas dari perang dagang AS-China.

Setelah Trump memblokir Huawei dari pasar, raksasa teknologi AS lainnya seperti Microsoft dan Google pun turut menjauhkan diri dari Huawei.

Dikutip dari CNN, Sabtu (25/5/2019) Microsoft (MSFT) telah menghapus perusahaan asal China itu dari toko online-nya.

Pencarian untuk kata Huawei tidak bisa lagi ditemukan dan diganti dengan kata "Wrong Search" sejak Jumat (24/5/2019).

Microsoft pun menolak berkomentar sejak kapan produk itu dihapus.

"Perusahaan tidak mau berkomentar soal ini," kata Juru Bicara Microsoft Andrew Pickup dikutip CNN, Sabtu (25/5/2019).

Sama seperti Microsoft, Huawei pun tidak mau berkomentar lebih banyak.

Baca: TRIBUN WIKI - 7 Tempat Cetak Foto di Denpasar Lengkap dengan Alamat dan Nomor Telepon

Baca: Setelah Pembatasan Akses Dicabut Siang Ini, Instagram, WhatsApp dan Facebook Mulai Normal

Disinyalir, langkah ini dilakukan Microsoft setelah Amerika Serikat menempatkan Huawei pada daftar hitam (blacklist) untuk pasar AS.

Bahkan pemerintah AS melarang pebisnisnya untuk menjual komponen kepada Huawei.

Selain menghapus Huawei dari daftar pencarian, Microsoft pun berhenti memasok sistem operasi Windows ke Huawei, yang biasanya digunakan setiap laptop di China.

Ini menandakan kemunduran untuk raksasa teknologi China.

Diketahui, Huawei adalah perusahaan pembuat ponsel besar yang saat ini tengah bersaing dengan Apple dan Samsung.

Namun kini perusahaan tersebut dalam mode krisis karena para pemasok mulai memutuskan hubungan kerja samanya.

Pekan ini, Google (GOOGL) juga melakukan langkah yang sama dengan Microsoft.

Baca: Masih Sulit Lihat Gambar di Instagram? Cara Ini Bisa Kamu Terapkan

Baca: Padat Penduduk dan Wilayah Luas, Denpasar Masih Kekurangan 20 Mobil Pemadam Kebakaran

Hal itu tentu memberikan pukulan besar bagi Huawei karena ponsel produksi terbarunya tak akan memiliki akses ke sistem operasi Android, Gmail, dan Google Maps.

Akibatnya, operator seluler terkemuka di Jepang dan Inggris menunda peluncuran ponsel Huawei terbaru.

Bahkan kemungkinan akan berhenti menyetok Huawei lagi mengingat ketidakpastian sistem perangkat tersebut.

Padahal bisnis ponsel, laptop, tablet, dan jam tangan pintar Huawei merupakan kontributor terbesar bagi pendapatan perusahaan.

Tahun 2018 saja, Huawei melaporkan pendapatan sekitar 349 miliar yuan.

Menurut Ishan Dutt, seorang analis dari perusahaan riset Canalys mengatakan kehilangan Microsoft sebagai partner bisnis tidak akan terlalu menyakitkan bagi Huawei.

Sebab, penjualan laptop Huawei di e-commerce Microsoft hanya 2 persen secara global.

Baca: Buktikan Kecintaannya pada Dunia IT, Pria Ini Beri Nama Anaknya Microsoft dan Interneta

Baca: Siswa Kerjakan Soal Pakai HP, SMK Pariwisata Dalung Terapkan Ujian Berbasis Android

Namun, kehilangan sistem Google akan banyak berdampak pada kerugian.

"Ini berarti smartphone dan tablet Huawei tidak akan memiliki akses ke aplikasi populer seperti Gmail dan Youtube. Aplikasi pihak ketiga seperti platform ojol dan layanan pengiriman makanan yang mengandalkan Google Maps juga tidak akan berfungsi," kata Ishan Dutt.

Meski ada sistem operasi baru, itu tak serta-merta menjaring kepercayaan konsumen untuk setiap masalah dan keamanan dalam ponsel.

"Ini akan menjadi upaya sangat besar Huawei untuk bisa melakukannya," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Trump "Blacklist" Huawei, Microsoft dan Google Ikut-ikutan"
Penulis : Fika Nurul Ulya

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved