Kurangi Pemanasan Global, Inilah yang Dilakukan 7 Negara di Dunia

Tak hanya aktivis lingkungan yang menyerukan tentang pemanasan global. Mulai banyak negara yang berusaha mengubah cara kerja kota mereka.

Ekaterina_Simonova
Ilustrasi pemanasan global 

TRIBUN-BALI.COM – Pemanasan global telah kita rasakan dampaknya. Kini iklim cenderung berubah-ubah.

Akibatnya, gletser di Antartika semakin cepat mencair, polusi udara di mana-mana, dan bahaya kesehatan untuk penduduk Bumi semakin besar.

Kesadaran untuk memperbaiki Bumi pun muncul.

Tak hanya aktivis lingkungan yang menyerukan tentang pemanasan global.

Mulai banyak negara yang berusaha mengubah cara kerja kota mereka.

Tujuannya hanya satu, yaitu menyelamatkan Bumi kita yang tercinta ini.

Apa saja yang kota-kota ini lakukan? Ini penjelasan selengkapnya seperti dilansir Tibunstyle dari Bright Side pada Sabtu (25/5/2019).

Baca: Transfer Pemain, Mourinho Sebut Real Madrid Akan Belanja Pemain Besaran-besaran

Baca: Driver Taksi Online Disupend Seusai Berurusan dengan Pemandu Lagu, Sang Biduan Menyesal

1. Di Oslo, tempat parkir untuk mobil diubah menjadi jalur sepeda.

Di pusat kota Oslo, tempat parkir di jalan diubah menjadi jalur sepeda, bangku dan taman kecil.

Pada awal 2019, kota ini menyelesaikan proses menghilangkan 700 tempat parkir sebagai cara untuk membuat orang agar tidak mengemudi di pusat kota.

Mereka juga menambah beberapa stasiun pengisian untuk mobil listrik.

2. Pihak berwenang di Buenos Aires menempatkan bunga di jalan untuk keselamatan pejalan kaki dan pengendara sepeda.

Pusat bulevar raksasa di Buenos Aires yang dulunya memiliki 20 jalur lalu lintas kini hanya ditempati oleh bus.

Ketika perubahan-perubahan ini mulai terjadi di kota, waktu yang dihabiskan penduduk dalam perjalanan untuk bekerja menurun secara signifikan.

Juga, mereka berhasil membebaskan sekitar 100 blok dari mobil dan mengubahnya menjadi zona pejalan kaki.

Selain itu, marka jalan yang cerah diletakkan di persimpangan pejalan kaki tersibuk di kota.

Jalur sepeda dilukis dengan warna-warna cerah untuk membuatnya seaman mungkin bagi pengendara sepeda dan pejalan kaki.

Baca: Meagan Donorkan Organ Putrinya Setelah Dinyatakan Mati Otak: Dia Akan Hidup Dalam Tiga Orang Berbeda

Baca: Waspada Penipuan Pungutan Fogging DBD, Oknum Mengatasnamakan Dinkes Pungut Dana hingga Rp 350 Ribu

3. Seoul berencana untuk sepenuhnya menyingkirkan mobil pada tahun 2020

Pada 2017, Seoul menyelesaikan transformasi jalan raya mobil menjadi area pejalan kaki seperti High Line di New York.

Sekarang, lebih dari 10 juta orang telah menggunakan area ini. Berkat bagian ini, bisnis berkembang: penjualan keseluruhan di bidang ini meningkat sebesar 42%.

Pada tahun 2025, pemerintah kota berencana untuk menggunakan 3.000 bus listrik dan meningkatkan rute mereka untuk merangsang orang menggunakan transportasi umum menggunakan mobil mereka sendiri.

4. Di Beijing, mobil hanya dapat dikendarai pada hari-hari khusus dalam seminggu

Meskipun para pengemudi di Beijing diizinkan untuk mengendarai mobil mereka, namun mereka terbatas dalam waktu dan dengan nomor plat mereka.

Jika diakhiri dengan angka tertentu, seseorang hanya dapat mengendarai mobil pada hari tertentu dalam seminggu.

5. Di Paris, jalan raya yang sibuk dibuat menjadi area pejalan kaki

Pada 2017, jalan raya di sebelah Seine diubah menjadi jalan pejalan kaki dan taman, serta bebas mobil.

Ini adalah salah satu tahap dari pekerjaan konstan yang dilakukan oleh kota untuk mengurangi tingkat polusi dengan mengurangi lalu lintas mobil.

Baca: Hanya Butuh 1 Gambar, Periset Samsung Temukan Cara Ubah Foto Jadi Video

Baca: Bertambah, dalam 3 Bulan ini Facebook Telah Menghapus 2,2 Miliar Akun Palsu

6. Madrid telah membuat distrik pusatnya bebas transportasi.

Jika Anda tidak tinggal di pusat kota Madrid, ada peluang besar bahwa Anda tidak akan dapat memasuki distrik ini dengan mobil Anda sendiri.

Pada November 2018, pemerintah mulai membatasi mengemudi di pusat kota jika Anda memiliki kendaraan.

Setelah undang-undang disahkan, lalu lintas turun 32% dan itu terjadi sangat cepat.

7. Georgia sepenuhnya berhenti memproduksi dan menggunakan plastik

Pada bulan April 2019, Kementerian Lingkungan Hidup dan Departemen Pertanian di negara Georgia telah melarang produksi, penggunaan, dan impor kantong plastik.

Mereka menyarankan menggunakan kantong biodegradable yang terdegradasi dalam waktu yang jauh lebih singkat dan mengurangi bahaya.

Jika seseorang melanggar hukum, pada awalnya penegakan hukum akan memberi peringatan.

Jika pabrikan terus melakukan hal yang sama, mereka harus membayar denda pertama 185 US Dollar (Rp2,6 juta) dan denda berikutnya adalah 370 US Dollar (Rp5,3 juta).

Bagaimana dengan Indonesia?

Apa yang akan pemerintah dan penduduk Indonesia lakukan untuk menyelamatkan Bumi?

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Sadar Pemanasan Global, Pemerintah 7 Kota ini Ubah Kotanya Jadi Ramah Lingkungan

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved