Ayunan Bermakna Poros Kehidupan, Sarana Upacara Usaba Sambah di Tenganan Pegringsingan

Beberapa sarana upacara Usaba Sambah telah disiapkan, diantaranya mendirikan ayunan terbuat dari kayu cempaka

Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Saiful Rohim
Ayunan di Desa Adat Tenganan Pegeringsingan, Kecamatan Manggis, Rabu (12/6/2019). Ayunan ini sudah disucikan dan didirikan saat upacara Usaba Sambah. Ayunan Bermakna Poros Kehidupan, Sarana Upacara Usaba Sambah di Tenganan Pegringsingan 

Sedangkan daha yang menaiki ayunan harus mengenakan kain gerinsing.

"Kain geringsing adalah pakaian khas Tenganan Pegringsingan. Harus dipakai saat menggelar upacara sakral. Secara bahasa, geringsing artinya tak sakit. Sedangkan secara istilah kain penolak balak," imbuhnya.

Ditambahkan, tradisi ayunan bermakna sebagai poros kehidupan setiap manusia di muka Bumi.

Baca: Muzdalifah Singgung Banyak Yang Goda Fadel Islami, Saat Dipanggil Sayang Begini Responnya

Baca: Kurangi Plastik Bareng Perkushi, Gaungkan Isu Lingkungan Lewat Event Reduce

Dimana kehiduapan setiap manusia terus berputar seperti ayunan.

Kadang berada di bawah, kadang di atas, dan kadang di tengah teergantung waktu yang ditentukan.

"Ayunan mengingatkan kita pada proses kehidupan, sehingga kita bisa introspeksi atau evaluasi diri saat berada di atas dan di bawah. Kita tidak tahu kapan berada di bawah dan berada di atas. Karena hidup terus berputar. Seperti perekonomian orang," kata Sudarsana.

Ayunan ini merupakan alat sakral bagi warga Tenganan Pegringsingan yang merupakan warisan leluhurnya.

Usia kayu yang digunakan untuk ayunan mencapai puluhan tahun.

Kayu diambil dari pohon cempaka di sekeliling Bebukitan Tenganan Pegringsingan.(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved