Hari Bhayangkara, Ini Sosok Kapolri Pertama yang Berperan Membangun Polri yang Profesional
Sejarah mencatat, 1 Juli sebagai hari yang spesial bagi markas besar kesatuan Polisi Republik Indonesia (Polri).
Tepat pukul 13.08 WIB, jenazah R.S Soekanto diturunkan ke liang lahat. R.S Soekanto meninggalkan seorang putri, Ny Umi Khalsum Arimbi dan dua orang cucu, Nanda dan Mena.
Ratusan pelayat, sejumlah mantan Kapolri dan pejabat tinggi Polri, seperti Mantan Menteri/Panglima Angkatan Kepolisian RI Soetjipto Danoekoesoemo (1963-1965), mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso (1968-1971), Mohammad Hasan (1971-1974), dan Awaloedin Djamin (1974-1978) hadir memberikan penghormatan terakhir kepada Almarhum.
Beberapa petinggi yang hadir menyampaikan besarnya jasa Soekanto untuk Indonesia.
Kapolri Letjen Pol Banurusman Astrosemitro yang saat itu menjadi inspektur upacara militer mengatakan, Almarhum selalu memegang teguh setiap prinsip dengan loyalitas dan dedikasi tinggi selama masa jabatannya.
Kala itu, mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Hoegoeng Imam Santoso menyampaikan, R.S Soekanto menjadi sosok tauladan.
"Pak Kanto orang yang patut dicontoh. Dia meletakkan jiwa kepolisian, polisi harus jujur dan mengabdi masyarakat," kata dia.
"Tanpa Pak Kanto, polisi sudah berantakan," kata Hoegeng, yang pernah menjadi Kepala Kepolisian RI (1968-1971).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Kapolri Pertama Indonesia, Raden Said Soekanto...",
(Mela Arnani)