Waskita Karya Serius Genjot Bisnis di Pasar Internasional, 2 Negara Ini Jadi Tujuan Awal Ekspansi
PT Waskita Karya (Persero) Tbk terus menggenjot ekspansi bisnis di mancanegara
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
“Penandatanganan MoU dimaksud untuk mengembangkan peluang bisnis sebagai mitra strategis global dalam kerja sama,’’ ucapnya.
Fery menambahkan, kedua perusahaan akan saling memperkenalkan proyek-proyek konstruksi terkait EPC.
Kemudian juga peluang investasi yang ada di Asia termasuk terutama Indonesia, serta di tempat lain sebagaimana disepakati oleh kedua perusahaan.
Rencana ekspansi bisnis Waskita Karya di mancanegara, sejalan dengan upaya penjajakan peluang kerja sama yang dilakukan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dengan dengan Perdana Menteri Republik Demokratik Rakyat Laos Thongloun Sisoulith di Vientiane, Laos pada Selasa (25/6/2019) lalu.
Selain bertemu dengan PM Laos, Menteri Rini juga bertemu dengan Menteri Pertanian Laos Lien Thikeo, dan Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Laos Bouachan Sinthavong.
Baca: Sambut Musim Panas, Bandara I Gusti Ngurah Rai Manjakan Penumpang dengan Sunny Phoria
Baca: Sewa Empat Gerbong Kereta Api, Kapolda Ajak Kapolres Se-Jawa Timur Rapat di Banyuwangi
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Rini menawarkan peluang kerja sama bisnis sejumlah perusahaan BUMN di berbagai bidang, mulai dari infrastruktur kereta api, pertambangan, hingga pertanian.
Langkah Waskita juga sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang terus mendorong pembangunan infrastruktur.
Presiden Jokowi saat memimpin pertemuan ke-12 Indonesia- Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) di sela-sela hari kedua KTT ASEAN ke-34 di Bangkok, pada Minggu (23/6/2019), menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia akan menuntaskan proyek-proyek infrastruktur di tiga negara ASEAN, yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Presiden Jokowi menyampaikan kerja sama IMT-GT yang sudah berusia 26 tahun dapat dikatakan sebagai kerja sama segi tiga emas, yang meliputi 83 juta penduduk di tiga negara, 14 provinsi di Thailand, 8 negara bagian di Malaysia, dan 10 provinsi di Indonesia.
Menurut Jokowi, tantangan ke depan bagi IMT-GT tidak saja soal mempertahankan capaian selama ini, namun juga memastikan agar pembangunan dapat dilakukan lebih efektif.(*)