Liputan Khusus
Dilema Penari Joged antara Permintaan Pasar dan Etika, Luh Mawar: Kalau Gak Hot, Gak Laku
Luh Mawar (bukan nama sebenarnya) bersiap memasuki panggung. Penari joged ini meliak-liukkan pinggulnya ke kanan dan kiri.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Keberanian Luh Mawar dan kru jogednya menarikan joged erotis di Bali bukan tanpa risiko. Selama ini, Luh Mawar dan sekaa jogednya kerap mendapat hujatan dari para netizen yang geram melihat penampilan mereka.
Belakangan ini, cara mereka menyiasati adalah dengan meminta panitia pengundang acara untuk memastikan agar tidak ada orang yang merekam pementasan joged tersebut.
“Sebenarnya bingung juga sih. Jalan satu-satunya ya kita ikuti kemauan pengupah. Tapi dengan syarat tidak direkam. Itu saja yang kami minta kepada panitia penyelenggara, asal tidak direkam dan dipublikasikan ke media sosial. Sebenarnya itu saja yang kita lakukan biar kita tidak terlalu dipandang jelek sama orang. Kan kadang kita dihujat sama orang. Di sana kami sakit hati baca komentar-komentar orang,” ungkap perempuan yang juga sebagai guru di salah satu sekolah PAUD ini.
Bukan cuma soal hujatan netizen. Luh Mawar mengaku juga pernah dilempari benda-benda seperti botol dan batu. Bahkan ia pernah dilempari kursi oleh penonton yang notabene adalah istri dari pengibing.
Belum Ada Batasan
Luh mawar mengaku tidak pernah membalas orang-orang yang sempat melemparinya dengan benda-benda tersebut. Ia menganggap bahwa hal iu adalah wajar, karena mungkin ada yang emosi.
Luh Mawar berharap pemerintah dan masyarakat tidak hanya mencemooh para penari joged yang terkesan porno.
Sebab, menurutnya, sampai saat ini belum ada batasan yang bisa ia pahami tentang gerakan yang mana disebut porno dan mana tidak.
“Misalnya pas saya pentas atau sebelum saya pentas, ada juga tarian lawak yang juga pornoaksi gimana gitu. Pernah juga saya pentas nari joged, setelahnya ada sexy dancer yang pakaiannya jauh lebih seksi. Kenapa kami saja yang jadi kambing hitam, di mana keadilannya?” tanya Luh Mawar.
Penari joged yang berani tampil hot di panggung tak cuma Luh Mawar. Masih ada sekaa dan penari joged yang berani tampil agak vulgar dengan tampilan kamen seksi dan tampil hot di panggung.
Salah satunya yang sering mendapatkan job belakangan ini adalah Gek Koncreng (bukan nama sebenarnya).
Senada dengan apa yang disampaikan Luh Mawar, Gek Koncreng juga kebanjiran pesanan untuk menari joged hot di sejumlah acara di Bali.
Ia juga berlatar belakang sebagai penari joged bumbung. Sebagian besar pihak yang mengundangnya memang ingin agar dirinya menampilkan joged bumbung di luar pakem.
Biasanya, kata dia, pihak pengupah ingin memesan sejumlah penari joged yang siap tampil hot.
“Misalnya panitia pesen penari empat, terus ada satu saja yang tariannya tidak hot, mereka itu complain ke kami. Karena mereka sudah merasa bayar. Di situ kami bingungnya gitu,” ungkap Gek Koncreng.