Berita Banyuwangi
Bareng Ade Rai, BPJS Kesehatan Banyuwangi Libatkan Toga dan Tomas Sosialisasi JKN-KIS
oga dan tomas ini punya peran penting di masyarakat. Pemkab sendiri telah melibatkan tokoh masyarakat untuk menyukseskan program daerah,
”Berapa pun anggaran yang disiapkan BPJS maupun pemerintah, namun bila upaya preventif tidak dilakukan, maka akan jebol juga dananya. Untuk itu, kami minta toga dan tomas bisa membantu kami menyosialisasikan gaya hidup sehat di kalangan warga,” kata Anas.
Apa yang disampaikan Bupati Anas ini direspon positif oleh Ade Rai. Menurut dia, gaya hidup sehat perlu digalakkan dari sekarang.
“Daripada uang daerah habis itu membiayai untuk penyembuhan penyakit, mending warga diajak hidup sehat sehingga dananya bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Kalau di Banyuwangi, mungkin bisa dimanfaatkan untuk membuat festival atau program pendidikan dan kesehatan. Itu jauh lebih bermanfaat,” cetus pemilik nama lengkap I Gusti Agung Kusuma Yudha Rai.
Dalam kesempatan itu, Ade Rai juga membagikan tips gaya hidup sehat dengan pola makan sehat dan olahraga teratur kepada seluruh peserta yang hadir.
“Sehat itu mudah dan murah, tidak perlu keluar biaya mahal. Misalnya lakukan menggenggam tangan selama satu menit setiap harinya, itu bisa membakar energi terutama gula."
"Bagi yang tidak punya waktu karena sibuk bekerja, manfaatkan dengan naik-turun tangga, maupun dengan mengulangi gerakan duduk dan berdiri di bangku kerja masing-masing," kata Ade Rai.
Sementara itu, Kepala BPJS Kesehatan Banyuwangi, Wahyu Santoso menjelaskan acara ini sebagai upaya BPJS untuk mengajak masyarakat untuk menjadi peserta JKN – KIS secara aktif.
“Jangan menunggu sakit dahulu, baru kita mengurus. Kalau bisa walau kita sehat, kita tetap mengikuti program ini."
"Dengan menjadi peserta, maka kita menghidupkan budaya gotong royong, dimana kita yang sehat membantu yang sakit, yang muda membantu yang tua, yang mampu membantu yang kurang mampu,” ungkapnya.
Sekadar diketahui, per Juli 2019 cakupan kepesertaan JKN-KIS sendiri di Banyuwangi masih cukup rendah. Dari total jumlah penduduk yang 1,7 juta jiwa, masih 51,2 persen atau 887.448 jiwa yang menjadi peserta JKN-KIS.
“Itu berarti masih harus terus disosialisasikan penambahan kepersertaan ini. Itulah kami mengajak toga dan tomas untuk menyukseskan program ini,” pungkas Wahyu. (Haorrahman)