Lebih Mudah dan Cepat: Bikin Kompos dengan Campuran Remen, 5 Menit Jadi

Tak membutuhkan waktu lama, kompos yang dibuat dalam workshop ini hanya membutuhkan waktu lima menit

Penulis: Meika Pestaria Tumanggor | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Meika Pestaria Tumanggor
Peserta workshop pengolahan sampah organik untuk ketahanan pangan keluarga, Kamis (8/8/2019), di Jalan Ganetri Nomor 4 Kota Denpasar. Lebih Mudah dan Cepat: Bikin Kompos dengan Campuran Remen, 5 Menit Jadi 

Lebih Mudah dan Cepat: Bikin Kompos dengan Campuran Remen, 5 Menit Jadi

Laporan Wartawan Tribun Bali, Meika Pestaria Tumanggor

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sebanyak 32 orang dari perwakilan TPS 3R, Pramuka, bank sampah dan umum mengikuti workshop pengolahan sampah organik untuk ketahanan pangan keluarga, Kamis (8/8/2019), di Warung Bali Warti Buleleng, Jalan Ganetri Nomor 4, Kota Denpasar, Bali

Dalam workshop ini juga dilakukan praktik pembuatan kompos dari bahan organik.

Bahkan tak membutuhkan waktu lama, kompos yang dibuat dalam workshop ini hanya membutuhkan waktu lima menit.

"Kegiatan ini untuk menginisiasi pemanfaatan sampah organik yang dihasilkan dari setiap rumah. Jika selama ini bank sampah identik dengan pengolahan sampah anorganik, kita juga ingin pengolahan sampah organik dilakukan secara intensif," kata Ketua Yayasan Bali Wastu Lestari, Ni Wayan Riawati.

Jenazah Wayan Ada dan Wayan Ariana Tiba di Bali Hari Ini Pukul 17.25 Wita

Menhub Janji Kucurkan Rp 5 Miliar, Untuk Bus Pengumpan dari Terminal Mengwi ke Terminal Lain di Bali

Pada kegiatan ini, Ria juga ingin mengajak masyarakat membuktikan bahwa membuat kompos tidak membutuhkan waktu lama.

Kita hanya perlu menambahkan remen, yaitu bahan campuran kompos yang ada mikrobanya.

Dijelaskan Ria, remen hanya diproduksi oleh Komunitas TRB (Tani Remen Budaya) dan tidak dijual secara komersil.

Namun, bagi masyarakat Bali yang membutuhkannya untuk mengolah sampah, akan diakomodasi oleh Yayasan Bali Wastu.

Jadi, masyarakat bisa menghubungi Yayasan Bali Wastu atau bank sampah di bawah binaan Yayasan Bali Wastu, untuk mendapatkan remen atau yang biasa disebut liang jika peruntukannya bagi masyarakat biasa.

"Sebelumnya banyak yang pesimis bahwa mengolah sampah organik menjadi kompos membutuhkan waktu cukup lama. Tapi pada workshop ini kita buktikan membuat kompos tidak butuh lama dengan teknologi mikrobial, dengan mencampurkan remen," ujar Ria.

Minat Generasi Milenial Jadi PNS Sangat Tinggi, Pemerintah Wacanakan PNS Kerja Dari Rumah

IDUL ADHA 2019 - 8 Cara Mengolah Daging Kurban Supaya Awet, Ingat Jangan Pakai Plastik Hitam!

Workshop ini turut menghadirkan Komunitas TRB (Tani Remen Budaya) dari Yogyakarta yang memandu praktik pembuatan kompos.

Dimas Tan Kiniro dari Komunitas TRB (Tani Remen Budaya) menjelaskan, pembuatan kompos dengan bahan organik dilakukan dengan cara berikut.

  • Sampah organik dihancurkan dengan blender.
  • Selanjutnya ditambahkan satu sendok teh kapur, satu sendok teh garam grosok dan tiga sendok remen.
  • Lalu diblender hingga halus, kemudian dicampurkan dengan arang sekam secukupnya.
  • Setelah diaduk rata, kompos sudah langsung bisa diaplikasikan pada tanaman.

Kaitannya dengan ketahanan pangan keluarga, Ria mengatakan dengan pengolahan sampah organik di rumah masing-masing, kompos yang dihasilkan dapat digunakan untuk menumbuhkan sayuran dan tanaman obat.

Sayuran yang dihasilkan dapat meningkatkan nutrisi keluarga di rumah itu sendiri, sehingga kesehatan keluarga juga akan terjaga dan meningkat.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved