Dua Turis Diduga Lecehkan Tempat Suci, Polsek Ubud Akan Bahas dengan Wedakarna Hari Ini

Pelecehan terhadap simbol kesucian umat Hindu kembali terjadi. Pelecehan tersebut diduga terjadi di kawasan petirtan obyek wisata Monkey Forest,

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
@sabrina
pelecehan yang dilakukan kedua turis macanegara ini, ialah seorang turis pria membasuh b*k*ng turis wanita, menggunakan air yang mengucur dari sebuah pelinggih yang disucikan umat Hindu. 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR -  Pelecehan terhadap simbol kesucian umat Hindu kembali terjadi.

Pelecehan tersebut diduga terjadi di kawasan petirtan obyek wisata Monkey Forest, Desa Padangtegal, Ubud, Gianyar. Dan lagi-lagi pelakunya wisatawan asing.

Pelecehan yang dilakukan dua orang turis ini viral di media sosial (medsos) saat diunggah oleh akun resmi anggota DPD RI, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna.

Belakangan diketahui, kedua wisatawan tersebut telah minta maaf melalui akun @sabina_dolezalova_ifb, Minggu (11/8).

Dari video yang viral, tampak turis laki-laki dan perempuan ini melakukan tindakan tak terpuji.

Si turis pria membasuh bokong si turis wanita menggunakan air yang mengucur dari sebuah palinggih yang disucikan umat Hindu.

Mereka kemudian terlihat tertawa terbahak-bahak, tanpa memiliki perasaan bersalah.

Berdasarkan informasi warga Desa Padangtegal, tempat suci Hindu yang dilecehkan tersebut diduga memang berada di kawasan Monkey Forest.

Namun dipastikan, hal tersebut terjadi tanpa sepengetahuan petugas Monkey Forest. Sebab lokasi tersebut relatif jauh dari jangkauan.

“Dari suara video, kemungkinan guide yang memandu kedua wisatawan itu bukan orang Hindu, jadi dia tak tahu yang dilakukan wisatawannya telah melecehkan umat Hindu,” ujar sumber yang tak mau disebut identitasnya.

Sementara itu, pihak manajemen Monkey Forest Ubud saat ini dikabarkan tengah menelusuri kebenaran kejadian itu.

Mereka belum bisa memastikan kasus ini terjadi di kawasan Monkey Forest Ubud.

Anggota DPD RI, I Gusti Ngurah Arya Wedakarna, dalam akun Facebook (FB) mengatakan, pihaknya telah mengirimkan pesan dan nasihat pada turis tersebut untuk membuat upacara Guru Piduka, melibatkan pangempon pura dan warga adat.

Upacara Guru Piduka merupakan suatu ritual yang bertujuan untuk membersihkan atau menghilangkan leteh atau kotoran secara niskala.

Kotor secara niskala ini terjadi lantaran kedua turis ini melakukan tindakan terlarang pada tempat suci.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved