Music Zone
Terinspirasi Sajak Wiji Thukul, MR HIT Rilis "Sang Pejuang" di Akun Instagram
Tepat di perayaan ke-74 tahun Republik Indonesia, MR HIT meluncurkan single "Sang Pejuang" di kanal Instagram.
Penulis: Putu Candra | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Tepat di perayaan ke-74 tahun Republik Indonesia, MR HIT meluncurkan sebuah lagu di kanal Instagram.
Dalam durasi 3.48 menit yang terbalut video lirik vertikal di IGTV @mrhitofficial, lagu terbaru MR HIT berseliweran di pelbagai postingan perayaan kemerdekaan netizen sejagat maya.
MR HIT sedari tahun 2014 telah melepasliarkan single terbaru berjudul "Sang Pejuang" dengan konsep musik rock yang dipadu padankan dengan aransemen orkestra.
Lagu ini menjadi pembuka bagi album kedua yang sedang digarap setelah peluncuran album pertama MR HIT beserta film dokumenter dan live recording session di tahun 2017 dengan judul Rockolosal.
Quartet rock ini selalu tampil enerjik di kala manggung. Mereka sengaja menunggu momentum kemerdekaan untuk meluncurkan "Sang Pejuang".
Selain karena temanya yang nasionalis, ada sebuah pesan yang MR HIT ingin sampaikan.
Sebuah pesan lugas yang dipinjam dari Sajak Kepada Bung Dadi karya Wiji Thukul, seorang sastrawan dan aktivis Hak Asasi Manusia yang hilang, "Ini tanah airmu, di sini kita bukan turis".
Sebuah ironi yang terbangun dari hilangnya Wiji Thukul semenjak 1998 dan belum ditemukan hingga sekarang.
Mengingatkan pada kita semangat merdeka tidak hanya dalam bentuk euphoria upacara bendera, tapi pada kemerdekaan dalam suara dan ide setiap individu untuk menjadi lebih baik dan memperlakukan tanah air sebagai rumah bukan tempat singgah.
MR HIT merangkum pesan ini menjadi sebuah lagu dengan tajuk Sang Pejuang.
"Dipersembahkan bagi semua orang yang sedang berjuang. Baik bagi lingkungannya, keluarga, maupun untuk diri sendiri," ungkap Agung Yudha.
Yang unik dalam perangkuman lirik "Sang Pejuang", ternyata terjadi hanya dalam waktu dua jam.
"Ingat tidak saat beberapa tahun lalu, kita sedang digempur habis-habisan oleh berbagai kepentingan yang menginginkan perubahan masif terjadi di Indonesia? Oleh orang-orang yang mendambakan sebuah utopia semu serta memaksakan puspawarna nusantara menjadi sama atas nama suku, ras dan agama?" tanya Agung Yudha pada rekan MR HIT ketika mereka sedang berkumpul sembari berbincang di tengah malam.
"Ya, secara spontan liriknya tercipta dan beberapa hari kemudian kita langsung aransemen musiknya," jawab Indra Dananjaya.
Karena memiliki kesamaan visi dan merasakan urgensi terhadap hal tersebut, gabungan kerja kreatif dalam sesi lirik dan musik rock ini pun menghasilkan judul yang disepakati bersama yaitu "Sang Pejuang".
Proses perekaman "Sang Pejuang" terjadi dalam kurun waktu kurang dari sebulan.
Setelah membawa pakem yang direkam secara raw, selanjutnya MR HIT melanjutkan recording track session dan menambah unsur orkestra yang dibantu oleh seorang sound engineer, Bayu Octavian.
Mereka merasa, di era serba digital akan lebih cepat menjangkau kawan-kawan lewat dunia maya yaitu melalui instagram official MR HIT.
Perilisan lagu dengan konsep video lirik kreatif secara vertikal juga dipilih karena akan lebih mudah untuk diikuti sembari mendengarkan lagu "Sang Pejuang" dengan tidak meninggalkan kenikmatan menggenggam gadget seperti yang dilakukan oleh kita sehari-hari.
"Kolaborasi dalam membentuk visual Sang Pejuang dalam bentuk poster juga terjadi dengan Bayu Baruna, seorang dosen DKV di sebuah kampus desain swasta yang ada di Bali,” jelas Indra Permana.
Usai melepas "Sang Pejuang" MR HIT kini tengah ancang-ancang menggarap sejumlah single anyar. Single anyar itu nantinya akan dirangkum ke dalam album kedua. (*)