Simpang Ring Banjar
Sri Tanjung, Layangan Legendaris Kebanggaan Banjar Gaduh Sesetan Sejak 1970
Warga Banjar Gaduh, Kelurahan Sesetan, merupakan satu dari sekian banyak banjar adat di Bali yang sejak lama memiliki tradisi melayangan
Penulis: eurazmy | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Warga Banjar Gaduh, Kelurahan Sesetan, Denpasar Selatan merupakan satu dari sekian banyak banjar adat di Bali yang sejak lama memiliki tradisi melayangan.
Tradisi melayangan di sini masih eksis dan dipertahankan generasi penerus Sekehe Demen Gaduh hingga saat ini.
Kelian Adat Banjar Gaduh Sesetan, Ketut Parwata mengatakan tradisi melayangan di Banjar Gaduh sudah dilakukan sejak 1970.
Saking lamanya, Banjar Gaduh dikenal memiliki layangan khas dan legendaris yang populer dengan nama Sri Tanjung.

Sri Tanjung merupakan layangan bebean berbentuk ikan khas Bali seperti pada umumnya.
Namun, layangan bebean Banjar Gaduh ini memiliki ciri khas tersendiri yakni pada karakter dan motif warna bebean yang didominasi dengan warna merah dengan aksen hitam di bagian tengahnya.
Layangan Sri Tanjung memiliki dimensi lebar sekitar 8 meter dan panjang 11 meter.
Selain itu, suara guangan layangan bebean Banjar Gaduh juga memiliki ciri khas tersendiri.
Parwata menuturkan, layangan Sri Tanjung merupakan layangan legendaris yang diwariskan secara turun temurun dari tetua banjarnya.
Nama Sri Tanjung sendiri, kata dia, bahkan tidak boleh diubah dan seiring waktu menjadi ikon Banjar Gaduh.
''Itu nama dari tetua kami. Nama sampai corak motif dan warnanya itu tidak boleh diganti. Layangan Sri Tanjung menjadi kebanggaan warga Banjar Gaduh,'' ungkapnya kepada Tribun Bali, Minggu (25/8/2019).

Ditanya soal apa filosofi Sri Tanjung, kata dia, hingga saat ini masih belum diketahui pasti.
Namun usut punya usut, Sri Tanjung, terang Purwata, melambangkan simbol kecantikan dewi yang luar biasa.
''Warnanya yang indah, lalu suara guangan hingga goyangannya saat mengudara itu mungkin yang jadi alasan para tetua menamai Sri Tanjung. Jadi kayak ngeliat seorang dewi,'' begitu katanya kira-kira.
Selain itu, lanjut Parwata, Banjar Gaduh juga memiliki layangan khas lain.