Tulang Belulang dan Empat Sarkofagus Usia Ribuan Tahun di Kediaman Warga Pangkungparuk

Di dalam keempat sarkofagus tersebut terdapat tulang belulang manusia, serta sejumlah bekal kubur.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Banjar Dinas Laba Nangga, Desa Pangkungparuk, Kecamatan Seririt, Buleleng, atau lebih tepatnya di kediaman milik Wayan Sudiarjana, menyimpan peninggalan sejarah berupa empat sarkofagus. Peti jenazah kuno diperkirakan berusia ribuan tahun. 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Banjar Dinas Laba Nangga, Desa Pangkungparuk, Seririt, Buleleng, atau lebih tepatnya di kediaman milik Wayan Sudiarjana, menyimpan peninggalan sejarah berupa empat sarkofagus.

Peti jenazah kuno itu diperkirakan berusia ribuan tahun.

Wayan Sudiarjana yang juga merupakan anggota kepolisian di Polsek Seririt mengatakan, sarkofagus itu ditemukan secara tidak sengaja pada 2009 lalu.

Ketika itu, Sudiarjana hendak membangun rumah di atas lahan warisan milik orangtuanya tersebut.

Saat dilakukan penggalian untuk membuat pondasi rumah, ditemukanlah empat sarkofagus itu.

Temuan ini sempat membuat warga sekitar heboh.

Menurut Sudiarjana, di dalam keempat sarkofagus tersebut terdapat tulang belulang manusia, serta sejumlah bekal kubur. Seperti manik-manik, nekara, uang kepeng, serta cermin yang bermotif khas Tiongkok.

Atas temuan itu, pihak BPCB Bali langsung membuatkan balai pelindung di sebelah rumah milik Sudiarjana.

Di balai berukuran sekitar 4x3 meter itu lah, empat sarkofagus diletakkan.

Ketua Tim Konservasi BPCB Bali, I Wayan Widiarta yang ditemui saat melakukan konservasi beberapa waktu lalu mengatakan, saat ditemukan, kondisi sarkofagus sudah dalam keadaan rusak parah, mencapai 90 persen.

Sehingga, pihaknya mencoba untuk mengkonservasi sarkofagus tersebut, menyambungkan pecahannya, dengan menggunakan campuran bubuk batu padas dan semen, dengan ukuran 6 perbanding 1.

"Butuh waktu lama untuk melakukan konservasi. Harus studi dulu, menentukan bahan yang digunakan apa," jelasnya.

Widiarta menjelaskan, dari empat sarkofagus yang dikoservasi, dua di antaranya berukuran lebih besar yakni tinggi 1,5 meter, lebar satu meter, dan tinggu 1,5 meter.

Sedangkan dua sisanya berukuran lebih pendek.

Sementara untuk arsitekturnya, sebut Widiarta, semunya sama. Menggunakan batu padas sebagai bahan utama, berbentuk lonjong, serta ada empat tonjolan bulat di bagian depannya. 

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved