Sakit Sejak 2017, Almarhum Wirata Sindhu Tuturkan Permintaan Ini Semasa Hidup
Sakit Sejak 2017, Almarhum Wirata Sindhu Tuturkan Permintaan Ini Semasa Hidup
Penulis: M. Firdian Sani | Editor: Aloisius H Manggol
Hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhir pukul 13.28 Wita.
Jenazah lalu dibawa ke RSUP Sanglah untuk mendapat tindakan pemeriksaan luar dan untuk dimandikan.
Sejarah mencatat bahwa ahmarhum menjadi Bupati Buleleng mulai tahun 1993 hingga 2002.
Almarhum meninggalkan satu istri, Ni Luh Nyoman Masmi, dan empat anak yakni Putu Umbara Sugiantara, Made Dwining Ratna Sari, Nyoman Diah Utari Dewi, Ketut Manggala Putra, serta tiga cucu.
Semasa hidup, almarhum dikenal sebagai sosok yang selalu bersemangat, bahkan saat dirinya jatuh sakit.
Wirata Sindhu selalu semangat dan antusias menyempatkan diri mengikuti berbagai kegiatan di kampus Universitas Ngurah Rai, perguruan tinggi yang didirikannya sejak tahun 79.
“Bapak senangnya di kampus. Semangatnya jadi tersalurkan di kampus. Kalau setiap membicarakan tentang kampus dan politik, langsung semangat. Kalau tidak salah, tiga hari yang lalu ada akreditasi kampus, sangat senang beliau melihat kemajuan kampusnya,” cerita Utari Dewi.
Rekotor Universitas Ngurah Rai, Drs Nyoman Sura Adi Tanaya juga turut hadir.
Sahabat seperjuangannya itu mengatakan kalau almarhum adalah sosok yang sangat menginspirasi banyak orang, ia menilai sosok kalem dan memiliki wawasan yang luas mampu membuat orang segan kepadanya.
"Seluruh dosen merasa kehilangan karena beliau tidak pernah pernah marah dan selalu sikapnya itu mengajari dan motivasi anda," jelasnya.
Ia menyebut Wirata Sindhu juga aktif sebagai penasehat di partai Golkar.
Malam ini keluarga besar almarhum akan mengadakan rapat musyawarah untuk menentukan kapan proses pengabenan dilaksanakan. (*)