Intip 3 Cara Maskapai Indonesia Menangkan Loyalitas Wisatawan Muda dari Amadeus

Menurut riset terbaru dari Amadeus, tercatat bahwa lebih dari sepertiga populasi di Indonesia berusia di bawah 20 tahun.

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
Suasana penumpang yang tengah boarding di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali beberapa waktu lalu. 

Amadeus juga menyarankan penggunaan data kontekstual untuk memberikan kejutan bagi pelanggan, agar maskapai dapat membangun interaksi dengan pelanggan.

Misalnya, mereka bisa menawarkan hadiah khusus di hari ulang tahun pelanggan, mengirimkan rekomendasi tempat wisata baru yang cocok, atau meng-upgrade kelas kursi dari pelanggan setia.

Hal-hal inilah yang akan membuat program customer loyalty menjadi efektif untuk menarik generasi muda.

“Untuk mewujudkan ini, tentu saja maskapai penerbangan harus didukung dengan teknologi canggih yang dapat menangkap, menganalisis, dan menindaklanjuti data pelanggan dalam volume besar secara real time. Teknologi baru dan kemitraan strategis dapat membantu pelanggan untuk mendapatkan pengalaman wisata terbaik,” papar Tetaz.

Empat Bulan Warga Desa Berangbang Kekeringan, Warga Berebut Air di Pura Tangi Meyeh

Kasus Ninoy Karundeng dan Keterangan Munarman Soal CCTV

3. Tingkatkan Frekuensi Interaksi di Luar Kanal Wisata

Dibandingkan negara-negara lain di Asia Pasifik, jumlah anggota frequent flyer di Indonesia cenderung rendah.

Oleh karena itu, akan lebih baik bagi maskapai penerbangan Indoensia untuk memperkuat interaksi dengan pelanggan di luar kanal wisata.

“Maskapai penerbangan Indonesia perlu bekerja sama dengan perusahaan yang lebih sering berinteraksi dengan pelanggan, misalnya SPBU. Virgin Australia telah sukses menjalankan kemitraan ini dengan BP di Australia; dimana frequent flyerVirgin Velocity bisa mengumpulkan poin di setiap pom bensin BP, sehingga interaksi mereka pun bisa bertambah,” jelas Cyril Tetaz.

Amadeus juga berharap maskapai Indonesia bisa menawarkan reward poin berupa pengalaman atau experience, agar mereka bisa memaksimalkan spending power generasi Z yang diprediksi mencapai USD 143 milyar.

Salah satu contoh kasus yang berhasil adalah program Marriott’s Moment. 

“Anggota Marriott bisa menukar reward mereka dengan experience yang tidak terlupakan, mulai dari berkemah di Coachella, menginap di villa mewah di Bali, hingga menikmati makan malam di restoran Michelin. Ini bisa jadi contoh yang baik untuk maskapai-maskapai di Indonesia,” papar Tetaz.

Sakit Sejak 2017, Almarhum Wirata Sindhu Tuturkan Permintaan Ini Semasa Hidup

Saat ini, industri pariwisata di Indonesia mulai mencapai titik mature. Pelanggan tidak hanya melihat harga.

Karena itu, maskapai-maskapai lokal harus berinvestasi untuk memperbaiki program loyalty pelanggan, agar mereka tetap bisa bersaing dengan efektif di masa depan.(*)

Sumber: Tribun Bali
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved