WIKI BALI

TRIBUN WIKI - Dari Mesbes Bangke hingga Gebug Ende, 6 Tradisi Ekstrem yang Ada di Bali

Dari sekian banyak tradisi yang ada, beberapa di antaranya bisa dibilang sebagai tradisi yang ekstrem.

Tribun Bali/Rizal Fanany
Seorang pemedek lanang menghujamkan keris di dada (ngurek) saat kerauhan dalam Upacara Pengerebongan di Pura Dalem Pengerebongan, Kesiman, Denpasar, Minggu (25/9/2016). 

4. Daratan

Sejumlah keluarga sedang melaksanakan tradisi mesuryak hingga tradisi narat di Pura Puseh Banjar Kaleran, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem, Rabu (30/9). Upacara ini merupakan tradisi turun-temurun.(Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa)
Sejumlah keluarga sedang melaksanakan tradisi mesuryak hingga tradisi narat di Pura Puseh Banjar Kaleran, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem, Rabu (30/9). Upacara ini merupakan tradisi turun-temurun.(Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa) (Tribun Bali)

Teriakan histeris saling sahut menghentak di tengah kalangan yang terletak di Jaba Tengah Pura Puseh, Desa Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem, Bali.

Untuk diketahui, Desa Selumbung terletak di bawah pegunungan dan letaknya sebelum Candidasa dari arah Denpasar.

Ini adalah tradisi turun temurun yang dilaksanakan setiap upacara yang disebut Ngusaba Puseh dan bernama Daratan atau Narat.

Darah menetes dari tangan para lelaki yang ikut narat, namun tak ada rasa sakit bahkan mereka masih bersemangat untuk menebas tangannya dengan keris.

Semakin sore, suasana semakin semarak dan magis.

Teriakan demi teriakan terdengar di antara penonton dan mereka yang berteriak itu berlari ke tengah kalangan untuk narat.

Suara gong pun tak henti bertalu-talu selama daratan ini berlangsung.

Sebelum daratan ini dimulai, pukul 15.00 Wita, kentongan desa berbunyi, para lelaki datang membawa keris dan berkumpul di perempatan serta di depan Pura Desa.

Usai mebacak (mengabsen) mereka pun membuka keris dari sarungnya dan mengacung-acungkan keris tersebut menuju ke Pura Puseh.

Dan ketika rombongan warga yang mesuryak sampai di Depan Pura Puseh, beberapa orang mulai berteriak kepangluh (kerauhan). 

Keris yang dibawa oleh warga yang ikut mesuryak itulah yang dipakai narat.

Mereka yang ikut narat telah kelinggihan (atas kehendak Tuhan) sehingga tidak akan merasakan rasa sakit walaupun tubuhnya ditebas dengan keris.

Bahkan ada satu orang yang narat membawa dua keris.

Semua Anggota DPRD Gianyar Akan Kunker ke Luar Negeri, Alokasi Anggaran Naik Jadi Rp 2,4 M

Empat Bulan Warga Desa Berangbang Kekeringan, Warga Berebut Air di Pura Tangi Meyeh

5. Mesbes Bangke

tradisi mesbes bangke mencabik kain mayat di Bali
tradisi mesbes bangke mencabik kain mayat di Bali (Tribun Bali)
Sumber: Tribun Bali
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved