Banten-nya Sama dengan Otonan Manusia, Ini Makna Tumpek Kandang dan Upakaranya
Hari ini merupakan hari selamatan untuk hewan khususnya hewan ternak atau yang biasa kita kenal dengan Tumpek Kandang atau Tumpek Uye.
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Hari ini, Sabtu (12/10/2019) merupakan hari yang istimewa untuk semua hewan.
Karena hari ini merupakan hari selamatan untuk hewan khususnya hewan ternak atau yang biasa kita kenal dengan Tumpek Kandang atau Tumpek Uye.
Tumpek Kandang ini dirayakan setiap enam bulan atau 210 hari sekali tepatnya saat Saniscara (Sabtu) Kliwon wuku Uye.
Selain itu, Tumpek Kandang ini juga disebut Tumpek Wewalungan atau Oton Wewalungan.
Dalam Lontar Sundarigama disebutkan
Uye, Saniscara Kliwon, Tumpek Kandang, pakerti ring sarwa sato, patik wenang paru hana upadanania, yan ia sapi, kebo, asti, saluwir nia sato raja.
• Bersepeda, Tempat Ariyo Wahab Mencari Jawaban dalam Hidup
• Cerita di Balik Penusukan Kapolsek yang Menolong Wiranto, Tak Sadar Ditusuk Sampai Darah Merembes
Ini berarti pada Saniscara Uye merupakan Tumpek Kandang untuk mengupacarai semua jenis binatang baik ternak maupun binatang lainnya. Upacaranya untuk sapi, kerbau, gajah, dan binatang besar lainnya.
Disebutkan pula kalingania iking widhana ring manusa, amarid saking Sang Hyang Rare Angon, wenang ayabin, pituhun ya ring manusa, sinukmaning sato, paksi, mina, ring raganta wawalungan, Sang Hyang Rare Angon, sariranira utama.
Upacara maupun banten-nya sama seperti mengupacarai manusia karena binatang-binatang itu dijiwai oleh Sang Hyang Rare Angon.
Manusia itu adalah makhluk utamanya daripada binatang-binatang seperti, burung, ikan, dan sebagainya, demikianlah Sang Hyang Rare Angon menjadikan sarwa binatang sebagai badan utama Beliau.
Untuk upakara yang digunakan juga dijelaskan dalam Lontar Sundarigama.
• Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 12 Oktober 2019: Leo Kerja Keras, Sagitarius Dengarkan Suara Hati
• Wiranto Ternyata Sudah Diperingatkan Tak Datang ke Pandeglang, Sekpri Ungkap Alasannya
Widi-widanania, suci, daksina, peras, penek ajuman sodaan putih kuning, canang lenga-wangi burat wangi, penyeneng pasucian, astewakne ring sanggar, pengarcane ring sang Hyang Rare Angon. Kunang ring sarwa pasu, patik wenang ane pengacinia, yan sopi kebo, widi-widanania, tumpeng sesayut abesik, penyeneng, reresik, jarimpen canang raka, yan bawi lua, tipat belekok, yan sarwa paksi, sato, itik, angsa, puter, titiran, saluwiring tipat sida purna, tipat bagia, tipat pandawe, dulurane penyeneng tatenus.
Artinya:
Banten untuk ternak jantan yaitu tumpeng, sesayut 1, panyeneng, reresik, jerimpen, canang raka, sedangkan banten untuk ternak betina sama seperti ternak jantan hanya ditambah ketipat belekok blayag, pesor dan untuk bangsa burung atau unggas yaitu ketupat kedis, ketupat sidha purna, bagia, penyeneng, tetebus kembang payas. (*)
Sosok Almarhumah AA Ayu Bulan Trisna, Cucu Kesayangan Raja Terakhir Karangasem yang Piawai Menari |
![]() |
---|
5 Shio Kurang Beruntung Besok 25 Februari 2021, Shio Macan Awas Ditikung, Shio Monyet Merasa Gelisah |
![]() |
---|
Jam Layanan Warung Makan dan Restaurant di Denpasar Bali Dilonggarkan, Ini Syaratnya |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Pemkot Denpasar Bali Siapkan Hotel 90 Kamar untuk Isolasi Pasien OTG dan GR |
![]() |
---|
TERKINI Hasil Pemeriksaan Mayat Perempuan di Pantai Bingin Ditemukan Kekerasan Akibat Benda Tumpul |
![]() |
---|