Bali United 'Benyah Latig' di Tanah Leluhurnya, Saatnya Evaluasi!
Apa yang salah hingga tim kebanggaan warga Bali ini benyah latig di Stadion Segiri, Samarinda, yang dulu menjadi tanah leluhurnya?
Penulis: Komang Agus Ruspawan | Editor: Widyartha Suryawan
Secara teknis, semuanya menjadi berantakan. Jeda panjang membuat pemain harus kembali memulai dari nol lagi.
Dampaknya, performa tim yang tengah on fire langsung anjlok.
Fisik pemain menurun drastis. Pemain kehilangan sentuhan bola. Kerja sama dan organisasi tim tak berjalan.
Finishing touch hilang. Semuanya ambyar!
Dan inilah yang terjadi saat Bali United kalah 0-6 dari Borneo FC di Segiri. Semua pemain tampil di bawah form.
Tak ada yang bisa melakukan pressing ketat yang jadi ciri khas permainan Coach Teco.
Celakanya lagi, Coach Teco memasang beberapa pemain yang selama ini jarang dimainkan. Khususnya di lini belakang.
Kesalahan pemilihan pemain ini menambah rapuh kekuatan tim.
Di sisi lain, Borneo memang harus diakui lebih siap menghadapi pertandingan ini.
Terakhir mereka bertanding pada 11 Oktober 2019 saat menahan tuan rumah Persebaya Surabaya 0-0.
Tim Pesut Etam sudah lebih dulu memanaskan mesinnya sehingga permainannya lebih menggigit dan bertaji.
Terlepas dari itu, sejatinya kita patut bersyukur atas kekalahan dari Borneo ini. Setidaknya ini menjadi pelajaran berharga bagi skuat Bali United dan suporter Bali.
Kekalahan ini mengajarkan pemain dan suporter untuk tetap membumi. Jangan pernah merasa jumawa hingga lupa diri.
Gelar juara masih jauh, dan perlu perjuangan berat penuh tantangan. Tak akan ada pertandingan yang mudah dalam sisa laga ke depan.
So, sekarang saatnya pemain dan pelatih kembali evaluasi, fans juga instropeksi diri.
Kita sama-sama kembali menginjak bumi untuk mewujudkan mimpi menjadi juara sejati musim ini.
Astungkara! (*)