Sering Diserang Netizen dan 'Berkeringat', Akankah Ustaz Yusuf Mansyur dan TGB Merapat ke Istana?

Sebut saja di antaranya Ustaz Yusuf Mansyur, Tuan Guru Bajang (TGB), Kapitra Ampera, Said Aqil Siradj, dan sederet tokoh lainnya yang kerap di-bully s

Editor: Rizki Laelani
kolase tribun bali/tribunnews
Ustaz Yusuf Mansyur dan Tuan Guru Bajang (TGB) saat "berkeringat" mendukung capres-cawapres Jokowi-Amin di pemilu lalu. . TRIB 

Sering Diserang Netizen dan 'Berkeringat', Akankah Ustaz Yusuf Mansyur dan TGB Merapat ke Istana?

Para politisi, seniman, dan bahkan tokoh agama serta ulama yang memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon di Pilpres tak luput dari cemoohan dan hoaks.

Sebut saja di antaranya Ustaz Yusuf Mansyur, Tuan Guru Bajang (TGB), Kapitra Ampera, Said Aqil Siradj, dan sederet tokoh lainnya yang kerap di-bully saat Pilpres.

Mereka umummya mendukung Jokowi di Pilpres.

TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Pemilihan presiden (Pilpres) 2019 telah selesai. Perpolitikan nasional memasuki babak baru.

Sebagai pemenang Pilpres 2019, Jokowi -Ma'ruf akhirnya dilantik jadi presiden dan wakil presiden RI pada 20 Oktober 2019 untuk masa jabatan 2019-2024.

Sehari setelah dilantik, Jokowi memanggil satu per satu calon menteri dan wakil menteri ke Istana Presiden Jakarta.

Sejumlah orang yang telah dipanggil kemarin ditanya kesediaannya jadi menteri.

Mereka di antaranya pengusaha Erick Thohir, Nadiem Makarim, dan Wisnutama.

Adapula Mantan Ketua MK, Mahfud MD dan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto,

Serta rival Jokowi di Pilpres yakni Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo.

Pemanggilan calon menteri akan dilanjutkan hari ini.

Kabarnya sejumlah tokoh penting akan dipanggil ke istana.

Siapa saja yang akan dipanggil? Menurut politisi PDIP Ruhut Sitompul hanya Jokowi dan Tuhan yang tahu.

Suasana Hari Santri di Yappenatim Gianyar, Mulai Sarungan hingga Memaknai Resolusi Jihad

Pilpres sengit

Melihat ke belakang, Pilpres 2019 berlangsung sengit.

Dibandingkan Pilpres sebelumnya, kontestasi poltik 5 tahunan ini menguras energi bangsa yang sangat besar.

Ujaran kebencian, hoaks, dan pertarungan ideologi menguat tajam saat Pilpres.

Bahkan Manager Riset dan Program The Indonesia Institute (TII), Yossa Nainggolan pernah bilang bahwa kedua paslon memanfaatkan isu SARA dalam Pemilu Presiden 2019.

Isu SARA tersebut banyak dimainkan ditingkat akar rumput.

"Meskipun sudah ada komitmen yang cukup dari elite politik bahwa tidak perlu ada kampanye hitam, kenyataannya di tingkat grass root atau ditingkat akar rumput itu masih terjadi, seolah-olah dan gap antara elit politik dengan grass root di tingkat ditingkat lapangan sehingga itu SARA ini tak bisa terselesaikan," katanya dalam diskusi bertajuk 'Isu SARA dalam Pilpres Hancurkan kebhinekaan' di Media Center Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (1/3/2019) lalu.

Para politisi, seniman, dan bahkan tokoh agama serta ulama yang memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon di Pilpres tak luput dari cemoohan dan hoaks.

Sebut saja di antaranya Ustaz Yusuf Mansyur, Tuan Guru Bajang (TGB), Kapitra Ampera, Said Aqil Siradj, dan sederet tokoh lainnya yang kerap di-bully saat Pilpres.

Mereka umummya mendukung Jokowi di Pilpres.

Saat awal kemunculannya menyatakan mendukunga Jokowi, baik Ustaz Yusuf Mansyur, Tuan Guru Bajang (TGB) keram menjadi sararan serang netizen yang tak sependapat.

Belum lagi kader-kader parpol pendukung dan organ-organ massa yang benar-benar berjuang untuk Jokowi.

Berkeringat di Pilpres

Kini Jokowi sedang memilih para menteri dan wakil menteri yang akan membantunya menjalankan roda pemerintahan lima tahun ke depan.

Sejak beberapa waktu lalu mucul istilah sosok yang 'berkeringat' di Pilpres.

Maksudnya mereka yang telah memberikan konstribusi besar atas kemenangan Jokowi.

Jokowi diminta tidak melupakan jasa mereka yang telah berjuang keras memenangkannya di Pilpres 2019.

Eks Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Erick Thohir mengingatkan soal ini.

Pada 17 Oktober 2019, saat menyambangi Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Erick menyampaikan harapannya akan sosok menteri yang dipilih Jokowi dalam Kabinet Kerja Jilid II.

Ia berharap, mereka yang terpilih adalah orang-orang yang sudah "berkeringat" saat kontestasi politik 2019.

"Saya selalu bilang siapa pun yang terpilih saya berharap orang-orang yang berkeringat kemarin," kata Erick seperti dikutip dari Kompas.com.

Selain memilih mereka yang sudah "berkeringat", menurut Erick, sosok menteri yang dipilih juga harus memiliki rekam jejak yang baik.

Ia menekankan, pentingnya kemampuan di bidang ekonomi.

Hal senada dikemukakan Wakil Sekjen PPP Achmad Baidowi.

Dia mengatakan Jokowi tidak akan melupakan parpol atau tokoh yang 'berkeringat' di Pilpres.

"Jika melihat pengalaman lima tahun terakhir, Jokowi tidak melupakan parpol yang berkeringat pada pemilu. Karena itulah kami serahkan sepenuhnya kepada Jokowi," jelas anggota DPR RI ini. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved