Belajar dari Pengalaman Sukses Mantan CEO Starbucks, Orang Biasa yang Miliki Banyak Kekurangan
"Saya tidak punya gelar MBA. Saya tidak pergi ke sekolah Ivy League. Saya hanya orang biasa seperti kamu yang punya mimpi
TRIBUN-BALI.COM, JAKARTA - Starbucks adalah kedai kopi paling laris di dunia. Saat ini, Starbucks telah memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 100 miliar dollar AS.
Mantan CEO Starbucks, Howard Schultz, yang menjadi kekuatan pendorong Starbucks selama lebih dari 3 dekade telah memiliki kekayaan bersih lebih dari 4 miliar dollar AS.
Kendati demikian, Schultz sama seperti manusia kebanyakan saat membangun bisnis. Dia penuh ragu-ragu saat hendak merintis usaha kopinya itu.
Dia pun memiliki banyak kekurangan, termasuk gelar akademis.
"Saya tidak punya gelar MBA. Saya tidak pergi ke sekolah Ivy League. Saya hanya orang biasa seperti kamu yang punya mimpi untuk mencoba dan membangun perusahaan yang hebat dan bertahan lama," kata Howard Schultz dikutip CNBC, Jumat (25/10/2019).
• Benarkah Kurang Tidur Dapat Memicu Nafsu Makan Berlebih?
• Gawat, Jelang Bali United Lawan Barito Putera, Brwa Nouri Cedera
Schultz meyakini dirinya punya kesempatan yang sama seperti orang lain untuk menggapai mimpi-mimpinya.
Schultz bukan juga berasal dari keluarga kaya. Ia tumbuh dan tinggal di perumahan umum yang terletak di Brooklyn, New York.
Namun pada 1987, ia berani membeli satu waralaba kopi Seattle seharga 3,8 juta dollar AS. Itu pun setelah ia berhasil mendapat beberapa investor.
Salah satu investornya adalah ayah dari pendiri Mircosoft, Bill Gates.
Lantas Schulz mampu menumbuhkan 11 toko menjadi lebih dari 3.500 lokasi di lebih dari 75 negara.
Mengapa Schulz bisa sukses seperti itu?
Dia punya satu sifat yang membedakannya dengan orang lain. Satu-satunya perbedaannya dengan kebanyakan orang adalah terus berjuang melawan keraguan diri dan berani melompat lebih dulu.
Dia bilang, hal wajar bila seseorang memiliki keraguan, termasuk keraguan mengembangkan bisnis atau memulai usaha.
• Siapkan Koalisi Partai, AMD Maju Pilwali Kota Denpasar, Jalin Silaturahmi dengan BNN Bali
• Miliki Sabu dan Ekstasi, Yudhitama Divonis 12 Tahun Penjara
Namun bagi Schulz, keraguan tak bisa jadi alasan untuk tak mencoba hal baru. Sebab tuturnya, tidak akan pernah ada momen yang tepat bila keraguan membuat takut seseorang melakukan segala sesuatu.
"Tidak akan ada momen, waktu, atau formula ajaib yang akan membantu Anda memulai usaha bila Anda ragu melakukan apa yang Anda inginkan. Anda hanya perlu melakukannya secara disiplin dan perhatian penuh," kata Schultz.