Liputan Khusus
Banyak Remaja Bali Gila Gara-gara Gadget, Sampai Hendak Bunuh Diri Akibat Game Online
Dokter ahli kejiwaan di Bali mengungkap fakta mencengangkan sebagai dampak candu smartphone.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Selama ini, dari pasien yang dia tangani, penanganannya bergantung tingkat adiksi dari pasien tersebut.
Misalnya jika gangguan yang dialami tidak terlalu berat, maka ia serahkan ke orang tuanya di rumah. Kemudian konsultasinya dengan rawat jalan.
“Tapi kalau mereka tidak mampu lagi, takut anaknya lompat pagar, agresif, dan lari, dan berpotensi mencederai jadi kami rawat di rumah sakit,” ungkap Lely.
Di Bali, kata Lely, hanya ada dua rumah sakit yang sanggup merawat pasien gangguan jiwa, yakni RSUP Sanglah dan RSJ Provinsi Bali (RSJ Bangli).
“Kalau rumah sakit lain, swasta, dan rumah sakit pemerintah belum siap merawat. Mereka punya poliklinik, tapi kalau untuk merawat cuma dua saja yang bisa merawat gangguan jiwa,” ujarnya.
Perempuan yang juga aktif sebagai Tim Puspa ini juga mengungkap bahwa trend anak-anak dan remaja yang alami depresi dan gangguan jiwa akibat gadget khususnya game online dari waktu ke waktu terus meningkat.
“Orangtua juga harus belajar. Karena yang paling dekat dengan anak kan orang tuanya.
Jadi mereka harus tahu apa sih yang dimainin anaknya ketika sering pegang hp. Apakah untuk hal positif atau negatif,” katanya. (win)