Dampak Cuaca Buruk Pekan Lalu, Kunjungan Wisatawan ke Terunyan Turun 25 Persen
Cuaca buruk yang terjadi di wilayah Kintamani beberapa hari terakhir, berpengaruh terhadap menurunnya kunjungan wisatawan ke kawasan ini.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Widyartha Suryawan
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Cuaca buruk yang terjadi di wilayah Kintamani beberapa hari terakhir, berpengaruh terhadap menurunnya kunjungan wisatawan ke kawasan ini.
Kondisi tersebut membuat sejumlah anggota kelompok dayung untuk sementara beralih ke pekerjaan lain.
Ketua Kelompok Dayung Desa Terunyan, I Wayan Warjaya mengatakan, cuaca buruk yang terjadi pekan lalu juga mengharuskan penyeberangan ditutup hingga dua hari.
Penyeberangan kembali dibuka pada hari ketiga.
"Namun dengan sistem buka-tutup hingga empat hari selanjutnya. Artinya kami juga jaga-jaga karena kondisinya belum stabil saat itu. Selain angin kencang, juga ada pohon tubang. Kami tidak ingin wisatawan terkena imbasnya,” ucapnya, Selasa (29/10/2019).
Cuaca buruk, lanjut Warjaya, otomatis berdampak pada penurunan jumlah wisatawan hingga 25 persen.
Dikatakan jika dalam sehari biasanya ada lima perahu dayung yang beroperasi, kini hanya tiga hingga empat perahu.
Begitupun dengan aktivitas speedboat.
Atas kondisi ini, pihaknya mengakui banyak anggota kelompok dayung yang akhirnya mencari pekerjaan lain hingga wilayah Denpasar.
“Karena mau tidak mau mereka harus menafkahi keluarga. Jadi kalau kondisi penyeberangan tidak memungkinkan, mereka langsung ke Denpasar. Ada yang berjualan pisau, kalender, maupun hasil pertanian lokal. Dari 160 orang, yang beralih pekerjaan diperkirakan mencapai 50 persen,” katanya.
Kendati demikian, Warjaya tidak memungkiri sepinya penyeberangan juga disebabkan tidak ada hari libur khususnya pada bulan 10 hingga 11 ini.
Namun pada bulan Desember mendatang, kunjungan wisatawan diprediksi akan kembali meningkat.
Ujarnya, peningkatan kunjungan wisata puncaknya terjadi jelang hari raya Natal.
Peningkatan pun diakui sangat drastis. Dari semula lima perahu tiap harinya, bisa menjadi 25 hingga 35 dayung.
“Jelang hari raya Natal itu, anggota dayung yang mencari pekerjaan ke Denpasar akan kembali beraktivitas di desa. Sebab biasanya ramainya penyeberangan bisa sampai bulan Juli,” ucap dia.
Ketua Gabungan Pengusaha Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Danau Batur I Nengah Dester, mengatakan aktivitas penyeberangan dari Dermaga Kedisan ke Terunyan sempat ditutup akibat angin kencang.
Sedangkan pasca kembali beroperasi, wisatawan yang menyeberang dari Dermaga Kedisan cenderung minim.
“Paling dalam sehari hanya dua hingga tiga boat saja. Memang tergolong sepi kunjungannya sekarang,” kata Dester. (*)