Warga Terdampak Penyakit Pernapasan, Satpol PP Jembrana Tutup Pabrik Serbuk Sabut Kelapa

Pabrik pengolahan serbuk sabut kelapa UD Sumber Berkat di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, disegel Satpol PP Jembrana.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Widyartha Suryawan
dok. ist.
Satpol PP Jembrana meyegel pabrik serbuk serabut kelapa Dusun Tembles Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, Rabu (30/10/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pabrik pengolahan serbuk sabut kelapa UD Sumber Berkat di Dusun Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo, disegel Satpol PP Jembrana.

Keberadaan pabrik ini sempat diprotes ratusan warga.

Mereka yang rumahnya dekat dengan pabrik tersebut terganggu dengan paparan serbuk serabut yang sampai masuk rumah-rumah.

Tak hanya itu, pemilik pabrik juga menyalahi penggunaan izin.

Kabid Penegakan Perda Satpol PP Jembrana I Made Tarma mengatakan, izin pabrik tersebut adalah perdagangan eceran beras. Sedangkan Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) adalah pemintalan serabut kelapa.

Namun kapasitas usaha tersebut masuk katagori industri bukan usaha mikro kecil (UMK) lagi. Kemudian lokasi industri tidak sesuai dengan RTRW Jembrana.

"Jadi ini (penyegelan) memang sesuai dengan permintaan warga karena memang berdampak. Serbuk itu memenuhi rumah warga," ucapnya, Rabu (30/10/2019).

Tarma menjelaskan, sejatinya camat dan pihak desa sudah melakukan mediasi. Ada kesepakatan antara pihak perusahaan dan juga warga.

Disepakati perusahaan ditutup sementara. Perusahaan tidak boleh menambah bahan baku.

"Itu serbuk serabut kelapa, bukan serabutnya. Itu dijemur di luar. Jadi kena angin berhamburan ke rumah warga," jelasnya.

Warga mengaku sudah tiga tahun terkena dampak dari pabrik ini.

Pihak pabrik telah melakukan upaya pengurangan debu dengan memasang alat namun tidak efektif.

Seorang warga yang rumahnya paling dekat, Gede Ardani mengaku rumahnya penuh dengan debu yang tebal.

Tak siang tak malam, debu terus beterbanagan di rumahnya hingga menempel pada perabotan dapur sampai kelambu kamarnya.

"Mohon agar usaha itu ditutup saja," harapnya didampingi puluhan warga lainnya.

Sumber: Tribun Bali
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved