Bosan dengan Kemacetan Lalu Lintas, Buruh Bengkel Ini Rakit Helikopter Sendiri

Ide membuat helikopter ini muncul berawal dari seringnya melihat kemacetan arus lalu lintas di depan bengkel tempatnya bekerja di Jalan Sukabumi-Bogor

Editor: Meika Pestaria Tumanggor
KOMPAS.COM/BUDIYANTO
Jujun Junaedi memasang baut di tiang untuk baling-baling utama pada helikopter buatannya di Kampung Cibubuay, Desa Darmareja, Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (3/11/2019). 

TRIBUN-BALI.COM - Bosan meyaksikan kemacetan di jalan raya, pria ini berinisiatif membuat transportasi udara berupa helikopter yang dirakitnya sendiri.

Bermodalkan pengetahuan saat bersekolah di STM dan pengalaman bekerja di bengkel, helikopter yang telah dirakitnya sejak Agustus 2018 akan uji terbang pada akhir 2019 atau awal 2020.

Berikut kisah selengkapnya.

Jujun Junaedi (42), seorang buruh bengkel di Sukabumi, Jawa Barat, sudah satu tahun ini sibuk merakit helikopter di halaman rumahnya, di Kampung Cibubuay, Desa Damareja, Kecamatan Nagrak.

Rencananya, akhir 2019 atau awal 2020 ini helikopter yang diberi nama Gardes JN 77 GM itu akan menjalani uji terbang.

Jangan Diabadaikan, 5 Gejala Ini Bisa Mengindikasikan Kanker Usus Besar

3 Pilihan Penghasil Income bagi yang Hobi Travelling

Saat ini hanya tinggal penyelesaian baling-baling utama yang masih dalam pengerjaan.

Untuk mesin, helikopter hasil kerja kreatif lulusan STM (SMK) Siliwangi 1996 ini menggunakan mesin penggerak generator set (genset) berkapasitas besar 24 PK, 700 cc, dan dua silinder berbahan bakar premium.

"Insya Allah saya inginnya pada akhir tahun atau awal tahun 2020 bisa melakukan uji terbang," ungkap Jujun saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Minggu (3/11/2019).

Dia menuturkan, pembuatan helikopter ini berlangsung sejak Agustus 2018 yang hanya mengandalkan hari libur setiap Minggu.

Semua proses sejak awal hingga berbentuk sebuah helikopter dikerjakan seorang diri dengan dibantu anak laki-laki pertama dan kerabat.

Pembuatan helikopter dengan rangka berbahan besi hingga saat ini sudah menghabiskan dana mencapai Rp 30 juta.

Meskipun harus mengeluarkan uang yang besar, ini tidak mengganggu anggaran untuk rumah tangga.

"Makanya, proses pembuatan helikopter ini lama karena untuk membeli barang yang dibutuhkan harus menunggu waktu, perlu menyisihkan. Karena kan saya tidak mau mengganggu uang dapur," tutur pria yang saat duduk di bangku SMK itu pernah mendapatkan beasiswa.

Bali United Krisis Center Back, Ricky Fajrin Bisa Jadi Pilihan

Ini 18 Kebiasaan yang Dianggap Normal di Negara Sendiri tetapi Aneh bagi Orang Asing

Membuat transportasi udara

Adapun ide membuat helikopter ini muncul, dia mengaku, berawal dari seringnya melihat kemacetan arus lalu lintas di depan bengkel tempatnya bekerja di Jalan Sukabumi-Bogor, tepatnya Karangtengah, Kecamatan Cibadak.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved